Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rights Issue Bank Ina Berpotensi Tertunda Pernyataan Efektif OJK

Rights Issue Bank Ina Berpotensi Tertunda Pernyataan Efektif OJK Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rencana aksi korporasi yang akan dilakukan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) sepertinya harus tertunda. belum didapatkannya pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi alasan emiten bank berkode saham BINA ini belum dapat melangsungkan hajatan rights issue-nya.

"Rencana Rights Issue tetap dilangsungkan, namun saat ini masih dalam proses. Dokumennya sudah ada di OJK, kami tinggal menunggu pernyataan efektifnya saja," menurut sumber internal perseroan saat dikonfirmasi, Jumat (27/1/2017).

Sejatinya Bank Ina Perdana memang berencana melakukan Rights Issue dalam rangka memperkuat struktur permodalan pada bulan Januari 2017. Dalam aksi korporasinya ini, Bank Ina mengincar dana sekitar Rp 703,05 miliar. Dengan raihan dana tersebut, diharapkan perseroan bisa masuk kedapam kelompok BUKU II.

Dalam prospektus ringkas terkait Rights Issue, sebelumnya disebutkan, bahwa saham yang akan dikeluarkan oleh Bank Ina sebanyak-banyaknya 2.929.375.000 lembar dengan nominal Rp100. Setiap pemegang 1.000 saham yang namanya tercatat hingga 25 Januari 2017 berhak atas 1.075 HMETD dimana 1 HMTED berhak membeli 1 saham baru dengan harga Rp240 per lembar. Jumlah saham baru yang ditawarkan dalam PUT II ini sebesar 51,81% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.

Adapun Cum dan Ex di pasar reguler pada 20 dan 23 Januari 2017 dan di pasar tunai 26 dan 27 Januari 2017 dengan periode perdagangan HMETD pada 27 Januari-2 Februari 2017. Nantinya, PT Buana Capital akan menjadi pembeli siaga dalam pelaksanaan Rights Issue ini.

"Namun saya kira jadwal awal itu berubah atau tertunda, karena Bank Ina masih menunggu atau belum mendapatkan pernyataan efektif dari OJK," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Ina, Edy Kuntardjo pernah mengatakan salah satu pemegang saham mayoritas Bank Ina yaitu PT Philadel Terra Lestari telah menyatakan komitmen untuk menggunakan seluruh haknya dalam menyerap saham baru. Philadel yang dimiliki pengusaha Pieter Tanuri saat ini menguasai 20% kepemilikan di Bank Ina, maka ke depannya akan meningkat menjadi 30%.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: