Kredit Foto: Dok. Reuters
Pihak berwenang Turki memerintahkan penahanan terhadap 117 petugas kepolisian, demikian laporan kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah setempat, atas meluasnya penggerebekan orang-orang yang diduga terkait dengan kudeta gagal pada Juli tahun lalu.
Para tersangka dari 25 provinsi itu diduga menggunakan ByLock, aplikasi pesan telepon pintar, demikian Anadolu mengutip pihak kantor kejaksaan Ankara.
Pemerintah menuduh jaringan ulama Fethullah Gulen mendalangi kudeta tersebut dan menyatakan bahwa mereka menggunakan ByLock dalam upayanya menggulingkan pemerintahan yang sah itu.
Gulen yang tinggal di tempat pengasingan di Pennsylvania, Amerika Serikat, sejak 1999 itu menampik tuduhan tersebut dan mengecam percobaan kudeta di Turki.
Setelah penggerebekan atas kudeta itu, Turki menahan sekitar 40 ribu orang dengan hukuman percobaan dan menangguhkan atau memberhentikan lebih dari 125 ribu pesonel militer, hakim, dan pegawai negeri.
Di antara tersangka yang ditangkap, Kamis, itu adalah petugas kepolisian yang sebelumnya menyangkal tuduhan terkait dengan jaringan Gulen, demikian laporan Anadolu.
Pihaknya melaporkan bahwa beberapa tersangka sudah ditahan dan akan digelandang ke Ankara untuk menjalani pemeriksaan.
Presiden Tayyip Erdogan mengumumkan situasi darurat setelah kudeta yang gagal itu sehingga memungkinkan bagi pemerintah untuk mendorong parlemen dalam memberlakukan undang-undang baru dan membatasi atau menangguhkan hak dan kebebasan saat dipandang perlu.
Kelompok pemerhasi hak asasi manusia dan beberapa sekutu Turki di Barat khawatir Erdogan memanfaatkan kudeta tersebut untuk membungkam segala bentuk perbedaan pendapat, namun dia menyatakan bahwa kebijakan tersebut diperlukan untuk melindungi demokrasi dan menyingkirkan para pendukung Gulen.
Turki yang juga anggota NATO mengalami serangkaian ledakan bom dan penembakan pada tahun lalu selain kudeta yang mana sejumlah tentara memberikan komando kepada pasukan tank dan jet tempur dalam upaya merebut kekuasaan hingga menewaskan sedikitnya 240 orang. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement