Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih membela kebijakan Donald Trump terkait imigrasi. Ia mengatakan Amerika Serikat mempunyai hak untuk meminimalkan risiko-risiko bagi rakyatnya, termasuk melarang sementara warga dari tujuh negara masuk ke wilayah Amerika.
?
Mengutip BBC di Jakarta, Sabtu (4/2/2017), dalam sebuah wawancara, ia menegaskan keyakinannya bahwa Arab Saudi akan menjalin kerja sama erat dengan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.
?
Ia juga mengatakan bahwa kedua negara akan bekerja sama untuk mengatasi tantangan global dan regional.
?
Menurutnya, kritikan terhadap larangan bepergian ke Amerika Serikat bagi warga negara Iran, Irak, Libia, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman terlalu dibesar-besarkan.
?
Meski mayoritas beragama islam, Arab Saudi tidak termasuk ke dalam daftar negara-negara yang terkena larangan perjalanan.
?
Kendati demikian, menurut Khalid al-Falih, pembatasan perjalanan setelah serangan 9/11 pada 2011 di New York, AS, berdampak pada ribuan warga negara Saudi. Namun , persoalan itu kemudian dapat diatasi dan ia memperkirakan larangan masuk yang diperintahkan oleh Trump juga akan bisa diatasi.
?
Ia juga meyakini bahwa presiden Trump tidak akan menerapkan pembatasan bagi warga negara Arab Saudi karena puluhan ribu mahasiswa Saudi menempuh studi di Amerika.
?
Tak hanya pemerintah Arab Saudi, dukungan terhadap kebijakan Trump juga dilontarkan pemerintah Uni Emirat Arab. Seperti diketahui, UEA merupakan salah satu sekutu dekat Washington.
?
Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan mengatakan bahwa kebijakan imigrasi terbaru di AS harus dihormati karena itu adalah putusan dari negara yang berdaulat.
?
Menteri Abdullah, juga menegaskan bahwa keputusan pemerintah baru AS yang menerapkan larangan bepergian bagi warga dari 7 negara tersebut sama sekali "tak ditujukan untuk agama tertentu".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement