Sampul Majalah Jerman 'Trump Penggal Kepala Patung Liberty' Dikritik
Kredit Foto: Theguardian.com
Majalah mingguan berpengaruh Jerman, Der Spiegel, mendapat kritik karena ilustrasi sampul mereka yang menunjukkan Presiden Donald Trump memenggal kepala Patung Liberty. Beberapa koran Jerman mengkritik kartun tersebut dan Wakil Presiden Parlemen Eropa Jerman menyebutnya "tak pantas".
Editor Der Spiegel Klaus Brinkbaumer mengatakan ilustrasi sampul depan tersebut merupakan respons terhadap ancaman demokrasi. Sementara itu, kartunis Edel Rodriguez mengatakan gambar tersebut mewakili "pemenggalan demokrasi".
Diterbitkan pada hari Sabtu (4/2/2017), ilustrasi sampul majalah Der Spiegel menggambarkan sosok kartun Trump dengan pisau berlumuran darah di tangan kiri sementara tangan kanannya membawa kepala patung Liberty yang juga berlumuran darah dan bertuliskan America First.
Sampul depan tersebut mirip dengan kartun yang muncul di halaman depan New York Daily News pada Desember 2015 yang juga menunjukkan Trump memenggal Patung Liberty, namun tidak dengan berdarah-darah.
Hal ini menyusul serangkaian serangan terhadap kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel oleh Trump dan para pembantunya yang telah menyebabkan hubungan Jerman dan Amerika Serikat menurun.
Bulan lalu Trump mengatakan kebijakannya menerima banyak pengungsi di Jerman adalah sebuah "kesalahan besar". Bahkan penasihat utamanya, Peter Navarro, seorang ekonom yang menjabat sebagai Dewan Perdagangan Nasional, baru-baru ini menyatakan Jerman memanfaatkan Euro yang sedang undervalued untuk mengeksploitasi mitra perdagangan mereka.
Sebelumnya, Gedung Putih sudah menuduh kelompok media liberal atas pelaporan palsu dan tak bertanggung jawab untuk mencemari reputasi Trump dan pemerintahannya. Trump pun secara terang-terangan menyatakan perang dengan media.
Klaus Brinkbaumer menulis editorial bahwa Trump "berupaya melakukan kudeta dari atas" dan ingin "mendirikan demokrasi tidak liberal".
Namun ia terkejut atas dampak dari ilustrasi sampul majalahnya setelah menjadi perdebatan di Twitter dan berbagai media Jerman dan internasional.
"Der Spiegel tidak ingin memprovokasi siapa pun. Kami ingin menunjukkan bahwa ini adalah soal demokrasi, ini soal kebebasan, ini soal kebebasan pers, kebebasan keadilan dan semuanya yang terancam punah. Jadi, kita harus membela demokrasi," kata Klaus Brinkbaeumer seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Senin (6/2/2017).
Sementara itu, Alexander Graf Lambsdorff, anggota Demokrat Bebas dan wakil presiden Parlemen Eropa, mengatakan sampul tersebut lebih menunjukkan posisi wartawan Der Spiegel daripada Trump. Tak hanya Der Spiegel, beberapa majalah lain juga menggunakan sampul depan edisi terbaru mereka untuk berkomentar atas presiden AS dan kebijakan-kebijakannya.
Bloomberg Businessweek menunjukkan Trump memegang dokumen perintah eksekutif yang bertuliskan, "(Masukkan perintah eksekutif yang dirancang tergesa-gesa, meragukan secara hukum, dan mengguncang ekonomi di sini)."
Majalah mingguan Inggris The Economist yang sudah menunjukkan dukungan pada presiden Partai Republik dan Demokratmenampilkan Presiden Trump yang melempar bom molotov. Sementara, The New Yorker, majalah liberal yang mendukung Hillary Clinton menampilkan api obor Patung Liberty yang padam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement