Mantan kader Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menilai melorotnya perolehan suara dari hasil perhitungan cepat atau quick count pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)- Sylviana Murni disebabkan oleh sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai terlalu berlebihan. Dia menegaskan, intensitas SBY yang dalam beberapa bulan terakhir hingga Selasa kemarin rajin berkomentar, justru semakin membuat suara Agus-Sylvi makin terperosok ditinggalkan jauh oleh dua pasangan lainnya.
?Semakin banyak SBY berbicara semakin suara Agus-Sylvi turun, dan terbukti sekarang justru kontraproduktif. Saya menilai juru kampanye nya, atau dalam ini SBY itu terlalu lebay,? kata Pasek saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Rabu (15/2/2017).
Politisi yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Hanura itu melanjutkan intensitas kemunculan SBY memang bukan tanpa alasan guna memenangkan anaknya sendiri. Akan tetapi gaya politik SBY yang menampilkan dirinya sebagai pihak yang teraniaya oleh pemerintah makin membuat orang muak. Gaya tersebut dinilai Pasek sudah usang jika diterapkan dalam pertarungan politik masa kini.
"Itu kan kemarin (saat SBY klarifikasi tuduhan Antasari) beliau sebenarnya mencuri kampanye. Dimana kalau kita lihat pernyataan Antasari dimainkan untuk membungkus citra 'politik meratap'. Tapi beliau mencoba melakukan politik teraniaya itu untuk mencari pencitraan seolah Agus-Sylvi?teraniaya seperti?mengikuti jejak SBY di pilpres 2004. Politik teraniaya ini coba dimainkan lagi, padahal kalau merujuk pernyataan Antasari dia tidak sebut nama Agus, tapi dia sebut nama Ibas (Eddy Baskoro Yudhoyono), itu kan tidak ada urusan dengan Pilkada. SBY?coba lakukan politik belas kasihan, dan sekarang kan enggak laku," pungkas senator DPD asal Bali tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement