Kepala Divisi Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Dindin Syamsuddin menargetkan penyerapan beras di wilayah kerjanya mencapai 418 ribu ton. Penyerapan beras tersebut bertumpu pada sejumlah kabupaten/kota lingkup Sulsel yang memang dikenal sebagai lumbung beras di Indonesia.
"Target penyerapan beras untuk 2017 menembus 418 ton. Target itu jauh di atas pencapaian pada tahun 2016 sebesar 350 ribu ton. Melihat kondisi sekarang, kami cukup yakin bisa memenuhi target penyerapan beras tersebut," kata Dindin kepada Warta Ekonomi saat ditemui di Makassar, Senin (20/2/2017).
Dindin mengklaim kinerja penyerapan beras Bulog Sulselbar pada awal tahun ini mengalami peningkatan signifikan.
"Untuk awal 2017 saja sudah masuk lebih dari 1.000 ton beras. Itu lebih baik dibandingkan capaian pada periode lalu. Tentunya akan lebih banyak lagi ketika memasuki masa panen," ucapnya.
Peningkatan target penyerapan beras, Dindin menerangkan juga didasari pertimbangan faktor cuaca. Sepanjang tahun ini cuaca diprediksi cukup baik dan diyakini membuat produksi padi melimpah.
Disinggung perihal target laba Bulog dari jual-beli beras pada 2017, Dindin mengaku belum bisa membeberkannya secara gamblang. Pasalnya, harga acuan terkadang mengalami perubahan. Untuk saat ini, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berada pada angka Rp7.300 dan dijual sekitar Rp8.500.
Produksi gabah kering giling (GKG) di Sulsel sendiri mencapai 5,8 juta ton atau setara 3,6 juta ton beras sepanjang 2016. Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, Sulsel mencatat surplus beras sebesar 2,6 juta ton pada tahun lalu. Kelebihan beras di Sulsel dipasok ke-22 provinsi di Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Sulsel, Fitriani, mengatakan pihaknya terus memacu produksi GKG dengan berbagai cara dan inovasi. Salah satunya dengan terus melakukan pencetakan sawah baru.
"Tahun lalu, Sulsel sudah surplus beras sampai jutaan ton dan kita tidak akan berhenti sampai di situ. Untuk 2017, target produksi GKG bahkan ditingkatkan sampai 6,2 juta ton," pungkas Fitriani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement