Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meraup Untung dari Bisnis Tanpa Riba

Meraup Untung dari Bisnis Tanpa Riba Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Hasanuddin Daeng Beta (45), pemilik usaha bengkel "Remaja Motor 212" merupakan satu dari segelintir pengusaha yang memilih untuk menjalankan konsep bisnis tanpa riba. Bukan perkara mudah menjalankan konsep tersebut. Namun, dengan keteguhan hati dan kerja keras, Hasanuddin bisa sukses. Usaha bengkel miliknya mampu meraup untung lebih besar ketimbang saat masih mengandalkan pinjaman dari lembaga pembiayaan.

Hasanuddin mengaku melepaskan belenggu usahanya dari riba sejak beberapa tahun terakhir. Pinjaman dengan bunga, lanjut dia, sebenarnya hanya menjadi beban dan akan menyulitkan pada kemudian hari.

"Saya hentikan pinjaman dari pembiayaan dan memilih memutar hasil keuntungan untuk pengembangan usaha. Hasilnya, alhamdullilah memuaskan dan lebih berkah," kata Hasanuddin saat ditemui Warta Ekonomi?di Makassar, Minggu (5/3/2017).

Berdasarkan pengalamannya, Hasanuddin menyimpulkan pinjaman dari pembiayaan membuatnya tidak leluasa mengembangkan usaha. Pasalnya, ada beban utang dengan bunga yang cukup tinggi.

"Setelah sadar buruknya riba, saya tidak lagi melakukan pinjaman. Pengembangan usaha saya lakukan dengan sabar menggunakan modal sendiri. Pengembangan usaha juga saya lakukan melalui inovasi program yang bernilai ibadah," tutur dia.

Usaha bengkel milik Hasanuddin yang dirintis sejak 2004 sempat kesulitan berkembang sekitar dua tahun lalu. Hasanuddin lantas berpikir keras untuk mengembangkan usaha sekaligus menaikkan omzetnya tanpa harus melakukan riba. Guna menambah pendapatan bengkelnya, ia sadar harus menggencarkan promosi agar semakin banyak pelanggan yang datang. Cara tidak biasa pun dilakoni yakni dengan menggratiskan servis motor maupun ganti oli bagi pelanggan yang membaca Al-Quran.

Hasanuddin mengatakan program baca Al-Quran itu mulai diterapkannya sejak Juli 2016, bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Hingga kini program tersebut masih berlangsung dan dianggapnya merupakan kunci promosi bengkelnya sehingga semakin banyak dikunjungi. Ia mengaku tidak pernah takut rugi karena program tersebut.

"Saya percaya janji Allah bahwa siapa yang membelanjakan uang di jalannya maka (keuntungan) akan dilipatgandakan," tutur lulusan alumnus sekolah kejuruan ini.

Seiring waktu berlalu, usaha bengkel milik Hasanuddin semakin tenar. Promosinya berasal dari pelanggan sendiri, baik itu mulut ke mulut maupun mem-posting-nya di media sosial, semisal Facebook dan Twitter. Hasanuddin sendiri pun mulai merekrut pekerja menjadi tiga orang. Padahal, dulunya Hasanuddin merintis usaha bengkel itu seorang diri pada 2004. Ia bertindak sebagai pemilik sekaligus montir.

Hasanuddin menuturkan kunci sukses pengusaha dengan konsep riba adalah kesabaran dan kerja keras. Salah satu penyebab terjeratnya para pengusaha muslim ke sistem riba adalah ketidaksabaran. Dimulai saat akan memulai usaha hingga mengembangkan usaha yang membutuhkan modal banyak. Jika tidak sabar, jalan pintas akan diambil dengan pinjam modal ke bank atau pinjam perorangan dengan sistem riba.

Ketidaksabaran itu, lanjut Hasanuddin, akan terus mengintai, termasuk ketidaksabaran menikmati hasil. Saat usahanya sudah jalan, pengusaha yang tidak sabar ingin segera menikmati hasil dengan membeli properti, kendaraan, perabot, dan sebagainya dengan cara kredit riba.

"Saya berharap ke depannya lebih banyak orang yang mengikuti konsep bisnis tanpa riba. Membangun usaha tak harus melakukan riba karena tidak akan berkah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: