Komisaris Utama Bank Papua Lipius Biniluk meminta jajaran direksi yang baru nanti bisa menurunkan angka kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang kini jumlahnya tergolong besar.
"Kondisi keuangan Bank Papua pada 2016 menunjukan angka NPL yang tinggi dan telah melampaui ketentuan OJK," ujarnya di Jayapura, Senin (6/3/2017).
Dia mengatakan untuk bisa memperbaiki NPL maka direksi yang baru harus berkompeten di bidangnya, memiliki keinginan dan kemauan untuk kerja keras, harus mampu merangkul bawahan dan utamanya takut akan Tuhan. Ia menjelaskan kini Bank Papua tengah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) untuk memilih orang-orang yang akan mengisi kursi direksi.
"Setelah melalui fit and proper test yang ketat oleh OJK, maka yang dinyatakan lulus ada lima orang, ditambah dengan yang aktif dua orang," kata dia.
Selain itu agenda lain yang dibahas dalam RUPS-LB ini adalah penetapan struktur organisasi, penetapan dana cadangan dan penyertaan modal dari pemegang saham.
Sebelumnya Kepala OJK Papua dan Papua Barat Misran Pasaribu meminta Bank Papua untuk meningkatkan kualitas kreditnya karena sejauh ini nonperfoming loan/kredit bermasalah (NPL) perusahaan daerah tersebut cukup tinggi.
"Posisi NPL per Desember 2016 sekitar 11,72 persen, Tinggal bagaimana bank Papua menekan resiko untuk kredit ini, jangan sampai terlalu tinggi resikonya di 2107, ini yang kami minta Bank Papua menjaga kualitas kreditnya," ujarnya.
Ia memandang jumlah NPL Bank Papua yang cukup tinggi sesuai dengan besaran pembiayaan yang telah dikeluarkan perusahaan tersebut.
"Penyaluran kredit bank Papua sudah dikisaran Rp14 triliun, LDR sekitar 80 persen, kami nilai cukup baik LDR tersebut. Terkait dengan NPL, ini sebenarnya sejalan dengan penyaluran kredit. Semakin besar yang disalurkan semakin besar risikonya," katanya. (Ant/CP)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement