Banyak pelaku usaha mengganggap perlambatan pertumbuhan ekonomi akan memberi dampak buruk pada keberlangsungan usaha yang mereka rintis.?Padahal, ada banyak sektor bisnis yang tidak terlalu terpengaruh oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Seperti yang dikatakan oleh pemilik bisnis kuliner?Coffie Kampoeng yang beralamat di Titi Papan, Medan, Yusuf, bahwa bisnisnya masih menghasilkan return baik.
"Saya melihat saat ini bisnis kuliner lebih menjanjikan sebab suasana Kota Medan adalah suasana di mana para masyarakat menghilangkan kejenuhan kerja maupun sekolah dengan nongkrong di salah satu kafe," katanya di Medan, Sumatera Utara, Rabu (22/3/2017).
Selain itu, katanya, masyarakat banyak yang menjadi pengunjung tetap kafe karena?menu-menu yang dihidangkan sangat terjangkau.
"Masyarakat jika sudah tertarik dan nyaman di sebuah kafe maka besoknya mereka tidak akan mencari tempat baru lagi dan di sinilah keistimewaan tiap kafe yang menyediakan menu nikmat harga pas di kantong. Ini sangat saya manfaatkan," ujarnya.
Begitu juga bagi Public Relation Aryaduta Hotel di Medan, Joice Tarigan, yang mengatakan konsumen sangat?merekomendasikan sebuah hotel yang?menghidangkan menu terbaik bagi pengunjung?hotel tersebut.
"Misalnya, saat ini kita sediakan pada pukul 12.00 hingga pukul 15.00, pengunjung bisa menikmati aneka ragam kue dengan santapan minuman ice tea beserta buah-buahan. Ada vanila ice cream with condiments, assorted fruit skewer, cake by inspiration, assorted french pastry, dan ice of the day," katanya.
Dikatakannya, vanila ice cream menjadi menu rekomendasi karena rasa manis vanila dipadu dengan ice cream yang lembut dan dingin membuat santapan penutup lebih fresh.
"Menu-menu istimewa yang kami suguhkan menjadi kenangan tersendiri bagi mereka yang menginap dan mungkin besok atau suatu saat jika memesan akan kembali ke hotel yang memberikan suguhan makanan yang nikmat dan memberikan harga yang masih standar," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement