Pertumbuhan kredit yang terjadi di PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) hingga Maret 2017 selaras dengan pertumbuhan pendanaannya. Hingga tiga bulan pertama tahun ini perolehan dana pihak ketiga (DPK) perseroan berhasil tumbuh 19,8% menjadi Rp445,05 triliun dari posisi sebelumnya Rp371,56 triliun.?
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan komposisi dpk perseroan masih didominasi oleh dana murah (current account saving account/CASA). Tercatat total dana murah BNI mencapai 58,5% dari total dpk. Pertumbuhan DPK ini tidak terlepas dari upaya perseroan untuk terus meningkatkan kualitas layanan.?
Dalam rangka meningkatkan layanan tersebut, BNI menyediakan 1.997 outlet di seluruh Indonesia, tidak termasuk kantor-kantor perwakilan di luar negeri. Selain itu, BNI juga menyiapkan lebih dari 17.075 ATM yang mendukung layanan electronic banking (e-banking) BNI, termasuk di Hong Kong dan Singapura, selain SMS Banking dan Internet Banking, serta lebih dari 40.000 agen-agen Laku Pandai atau Agen46.
Peningkatan DPK perseroan berjalan imbang dengan jumlah aset. Tercatat pertumbuhan aset BNI mencapai 21,6% menjadi Rp618,81 triliun dari posisi sebelumnya Rp509,09 triliun.?
"Upaya untuk menjaga kualitas aset tersebut terus dilakukan antara lain dengan langkah hati-hati, dan selektif dalam penyaluran kredit agar tetap stabil dan sehat. Ekspansi kredit yang terus dilakukan menunjukkan fungsi intermediasi BNI tetap berjalan dengan baik, ditunjukkan oieh Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit naik dari 88,0% menjadi 89,3%," kata Baiquni di Jakarta.
Dia juga menjelaskan, pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh fundamental yang kuat di mana tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik pada level 19,0% sehingga cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis BNI. Secara fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik pada tingkat coverage ratio naik dari 142,4% menjadi 147,1% sehingga sangat mencukupi untuk menjadi bantalan apabila terjadi kondisi yang tidak menentu di masa mendatang. Hal ini sekaligus mengindikasikan tingkat kehati-hatian yang tinggi dalam pengelolaan kredit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Dewi Ispurwanti
Advertisement