PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang di kuartal perdana tahun ini. Perseroan berhasil meraup keuntungan sebesar Rp5 triliun atau tumbuh 10,7% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp4,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan hal tersebut merupakan imbas dari naiknya pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang bertumbuh 5,3% menjadi Rp13,5 triliun, bandingkan dengan raihan pada periode yang sama tahun lalu Rp12,8 triliun.
"Fokus untuk mengembangkan franchise perbankan transaksi telah memungkinkan BCA dalam meningkatkan dana pihak ketiga di tengah fase pemulihan ekonomi nasional. Investasi terus dilakukan untuk memperkuat bisnis inti BCA dan guna beradaptasi secara konsisten sejalan dengan perubahan perilaku dan preferensi nasabah," katanya saat paparan publik di Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Lebih lanjut, dirinya mengatakan terkait dengan kredit, perseroan berhasil meningkatkan jumlah outstanding kredit perseroan sebesar 9,4% menjadi Rp409 triliun dari periode yang sama tahun lalu. Kredit korporasi berhasil meningkat 17,9% menjadi Rp152,6 triliun, sementara kredit komersial & UKM naik 1,7% menjadi Rp144,7 triliun.
Kredit konsumer tumbuh 9,4% menjadi Rp111,7 triliun didukung oleh pertumbuhan di semua produk. Untuk Kredit pemilikan rumah nilainya naik 10,4% menjadi Rp66,1 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu dan kredit kendaraan bermotor meningkat 7,3% menjadi Rp35,1 triliun.
Pada akhir kuartal pertama tahun ini, outstanding kartu kredit tercatat sebesar Rp10,5 triliun atau bertumbuh 10,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Terkait dengan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL), hingga Maret 2017 posisi NPL perseroan membengkak ke level 1,5% dari posisi sebelumnya 1,3%.
Meskipun demikian, rasio NPL BCA tetap berada di bawah rata-rata industri perbankan yang berada pada kisaran 3% dan dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima. Untuk itu, BCA membukukan cadangan kredit sebesar Rp12,2 triliun, meningkat? 29,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan demikian, rasio cadangan kredit bermasalah tercatat sebesar 203,396. Posisi permodalan dan likuiditas BCA tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,1% dan rasio kredit terhadap pendanaan (loan to funding ratio/LFR) sebesar 75,1% per 31 Maret 2017.
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga perseroan per Maret 2017 meningkat 13,8% menjadi Rp535,1 triliun. Dana CASA tumbuh 12,1% menjadi Rp405.4 triliun dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga BCA yaitu sebesar 75,8%.
Dana tabungan mencatat pertumbuhan positif sebesar 10,0% menjadi Rp268,3 triliun, sementara dana giro meningkat 16,4% menjadi Rp137,1 triliun. Dana deposito tercatat sebesar Rp129,7 triliun?pada akhir Maret 2017, naik 19,4%.
"Dlhadapkan pada ketidakpastian perubahan suku bunga global dan risiko ketidakstabilan arus dana global kami akan memperhatikan posisi likuiditas dan pemodelan yang kokoh sementara terus berupaya mempertahankan kualitas kredit. BCA akan memantau secara cermat atas perkembangan makroekonomi dan masing-masing sektor secara individu guna memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang timbul," tutup Jahja.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement