Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menandatangani perintah eksektuif untuk mengindentifikasi berbagai masalah yang diakibatkan oleh perjanjian perdagangan, termasuk evaluasi mengenai partisipasi AS dalam World Trade Organization (WTO).
Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross mengatakan pihaknya akan bekerja untuk mengeluarkan laporan dalam 180 hari ke depan yang menguraikan tantangan terkait kesepakatan perdagangan AS dengan negara lain serta solusi dalam menghadapinya.
Ross memandang WTO sebagai entitas yang perlu melakukan perubahan, walaupun dia menegaskan pemerintah AS belum membuat keputusan.
"Selalu ada potensi untuk mengubah piagam organisasi seperti WTO, terutama bila Anda berada di posisi kita. Kami adalah importir nomor satu di seluruh dunia," kata Ross seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Minggu (30/4/2017).
Ross meningkatkan perhatiannya lantaran WTO dinilai terlalu birokratif dan tidak cukup sering mengadakan pertemuan. Dia juga berpendapat WTO memiliki "bias institusional" yang mendukung eksportir dan melawan negara-negara yang "dikepung oleh impor yang tidak tepat".
Renegosiasi ulang kerja sama perdagangan Amerika Serikat menjadi salah satu prioritas utama Trump yang berpendapat AS telah diperlakukan tidak adil dalam perdagangan internasional.
Trump mengatakan akan bersiap mengakhiri kesepakatan perdagangan North American Free Trade Agreement (NAFTA) dengan Kanada dan Meksiko, namun ia mundur setelah mendapat panggilan telepon dari kedua pemimpin?negara tersebut.
Dampak dari NAFTA terhadap ekonomi AS akan ditindaklanjuti dalam satu kajian baru. Adapun, Trump juga menetapkan keputusan presiden untuk mengkaji ulang penyebab dari defisit perdagangan AS selama ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement