Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth mengatakan situasi politik di Jakarta selama 6 bulan terakhir memperlihatkan elit politik tidak memberikan contoh pendidikan politik bagi warganya.
Menurutnya, selama 6 bulan terakhir, ruang politik nasional diwarnai tebaran kebencian dan juga penyebaran hoax yang ugal-ugalan.
"Dan itu menurut saya menunjukkan demokrasi yang belum matang. Pada dasarnya politik harus dipelajari, jangan merasa tahu padahal tidak tahu," kata Adriana di Jakarta, Rabu (3/4/2017).
Saat ini, menurut dia, demokrasi Indonesia sedang berproses mencari bentuknya, belum selesai dan belum bisa diketahui ujungnya akan seperti apa. Untuk jangka panjang dan kaitannya dengan politik identitas, ia mengatakan harus ada peradaban baru di Indonesia, agar berpolitik semakin matang tidak ada "rusuh" seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pendidikan politik yang benar wajib dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat, minimal kepada anggotanya agar bisa lebih dewasa dalam berpolitik. Dengan demikian, ia mengatakan ekspresi kebencian di masyarakat, penyebaran berita hoax di ruang publik baik di dunia nyata maupun maya pada gelaran politik berikutnya hilang. Sedangkan penyelesaian jangka pendek, Adriana mengatakan tentu dengan menyeret penyebar berita hoax, ekspresi kebencian baik di dunia nyata maupun maya ke jalur hukum. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement