Melanjutkan gerakan Zakatnesia, Dompet Dhuafa mengusung tema #Zakat360 dengan semangat membuka belenggu kemiskinan. Sehingga gerakan tersebut hadir sebagai gaya hidup berzakat yang terus menyatu dalam budaya Indonesia. Dimana zakat menjadi kebiasaan wajib ditunaikan umat Islam dan mengubah kondisi kemiskinan menjadi keberdayaan.
"Pada Ramadhan kali ini, kami terus menyerukan gerakan kebaikan dari berzakat. Karena dengan zakat, dan juga infak, sedekah, serta wakaf, telah terbukti mampu mengangkat kaum dhuafa menjadi insan yang berdaya. Sehingga, semangat #Zakat360, Buka Belenggu Kemiskinan, serasa cocok menjadi semangat kita semua dalam menghadirkan gerakan kebaikan di Ramadhan ini," ungkap Imam Rulyawan, Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi dalam pers rilisnya, Jumat (12/5/2017).
Imam menambahkan, untuk menguatkan gerakan tersebut, beberapa program selama Ramadhan 1438 H telah dirancang Dompet Dhuafa. Dari 1438 kantong darah untuk Peduli Thalasemia, Festival Kuliner, berbagi Parsel Lebaran, Sahabat Berbagi Harapan, Mudik Berkah dan Aman, Ramadhan di Suriah dan Somalia, serta beberapa program lain siap menyemarakkan bulan penuh berkah dan ampunan ini.
?Program-program tersebut tentu tak berdampak banyak tanpa dukungan masyarakat semua. Karena dengan gerakan bersama, akan semakin mudah mewujudkan bahwa zakat dan keberkahan Ramadhan dapat membuka belenggu-belenggu kemiskinan yang ada,? jelas Imam.
Membuka Belenggu Kemiskinan
Dompet Dhuafa tentu memiliki target untuk terus memberdayakan masyarakat, khususnya kaum dhuafa melalui dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) yang terhimpun. Target tersebut tentu memacu semangat membentang kebaikan ke berbagai wilayah di Tanah Air dan mancanegara. Sampai penghujung 2016, tercatat 14.969.836 penerima manfaat program-program pemberdayaan Dompet Dhuafa yang tersebar di berbagai penjuru dunia, khususnya Indonesia.
Guna menggelorakan semangat tersebut, Dompet Dhuafa kampanye #Zakat360. Melalui kampanye tersebut, Dompet Dhuafa berupaya mensyiarkan dan mengedukasi masyarakat terkait kekuatan zakat bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Hal tersebut di atas tentu bukan mimpi belaka. Telah banyak bukti zakat memberdayakan masyarakat dhuafa. Dari Banten ada kisah Ibu Wasti. Salah satu penerima manfaat program ekonomi Kerang Hijau tersebut, awalnya disangka korupsi oleh masyarakat. Lantaran ia ?berikhtiar dengan memotong sebagian bantuan untuk modal awal menggerakkan koperasi bersama komunitas di desa tempat tinggalnya. Alhamdulillah saat ini koperasi tersebut kian berkembang dan mampu menyisihkan dari penghasilan yang diperoleh untuk berzakat melalui Dompet Dhuafa.
Kemudian melaju ke Yogyakarta, dari musibah erupsi Gunung Merapi 2010 silam. Kini masyarakat di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, mulai menuai berkah melalui Rumah Susu yang merupakan pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa pasca erupsi Merapi. Tak berhenti di situ saja, akhir 2014, melalui gerakan bersama, donatur Dompet Dhuafa berhasil membuka lahan di Subang untuk memberdayakan petani setempat melalui potensi lokalnya.
Pembukaan lahan di Subang kini telah membuahkan hasil. Kebun buahnya telah merekahkan berkah yang kini menjalar pada pengembangan potensi ternak. Masyarakat sekitar juga telah menikmati hasilnya, buah berkah dari kekuatan zakat.
?Dalam mengelola gerakan kebaikan bersama dari kekuatan zakat, kami terus berupaya mengajak publik untuk berkontribusi terhadap Indonesia melalui zakat. Dengan kita mengeluarkan kewajiban 2,5 persen dari penghasilan setiap bulan dan disalurkan melalui lembaga pengelola zakat yang kredibel, tentu akan semakin mudah memberdayakan sesama,? tutur Imam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement