Kredit Foto: Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa meresmikan Industri Komunal Olahan Nanas (IKON) di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Subang, Rabu (26/11), sebagai langkah memperkuat pemberdayaan ekonomi berbasis zakat produktif dan membuka peluang penyerapan ribuan penerima manfaat. Fasilitas seluas 1.000 meter persegi itu mengolah nanas menjadi ekstrak jus dan selai sebagai produk bernilai tambah bagi masyarakat sekitar.
Peresmian IKON dihadiri jajaran pemerintah daerah, manajemen Dompet Dhuafa, serta pemangku kepentingan sektor pertanian dan industri pengolahan. Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, menjelaskan bahwa pembangunan industri komunal ini merupakan kelanjutan program wakaf produktif yang telah berjalan sejak 2014. “Dompet Dhuafa datang membawa harapan. Tahun 2014, lembaga filantropi ini membebaskan lahan seluas 10 hektar di Desa Cirangkong sebagai bagian dari program wakaf produktif,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa program tersebut berkembang dari sektor pertanian menjadi hilirisasi produk. “Namun, program ini tak berhenti pada pertanian. Dompet Dhuafa melihat satu peluang besar yang selama ini terlewatkan, yaitu bagaimana jika nanas tak hanya dijual sebagai buah mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah seperti jus dan selai,” kata Ahmad, Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Baca Juga: Zakat untuk Pendidikan, Askrindo Syariah Salurkan Beasiswa ke 40 Anak Yatim dan Dhuafa
IKON dirancang sebagai industri komunal dengan skema kepemilikan melalui koperasi masyarakat. Dompet Dhuafa menyerahkan saham senilai Rp2,947 miliar kepada Koperasi Produsen Barokah Agro Lestari sebagai pemilik pabrik. “Ini yang kami maksud industri komunal karena pemiliknya adalah masyarakat yang ada di sekitar pabrik ini,” jelas Ahmad.
Total investasi pembangunan dan operasional fasilitas diperkirakan mencapai Rp10 miliar hingga Rp15 miliar, di luar pembebasan lahan. Ahmad menyebut pendirian IKON merupakan tahap keempat pemberdayaan masyarakat dalam kerangka phiantropreneurship, mulai dari bantuan kebutuhan dasar hingga pengembangan industri komunal.
Baca Juga: Inovasi dan Adaptif Kunci Penting Jaga Pertumbuhan Ekonomi RI
Hampir 1.000 warga Cirangkong direkrut sebagai anggota koperasi dan terlibat dalam ekosistem IKON. Mereka bekerja sebagai tenaga produksi setelah melalui pelatihan dan asesmen keterampilan, sedangkan koperasi bertugas menyortir dan menyeleksi buah sebelum masuk proses industri.
Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat, H. Sumasna, mengapresiasi berdirinya IKON yang dinilai memperkuat hilirisasi produk pertanian lokal. “IKON Subang merupakan bentuk hilirasi, dengan kita menjual produk olah akan berlipat menjadi 300 persen. Dengan kehadiran IKON ini sangat membantu sekali masyarakat petani nanas,” ucapnya. Ia menambahkan bahwa fasilitas tersebut tidak hanya menyerap hasil panen, tetapi juga memberikan pendampingan budidaya.
Kepala Dinas Pertanian, Bambang, berharap operasional IKON turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Ia menilai keberadaan industri komunal ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga mendorong pertumbuhan UMKM kerakyatan sebagai bagian dari penguatan ekonomi lokal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement