Industri asuransi jiwa meraup pendapatan Rp56,9 triliun pada triwulan I 2017 atau tumbuh 16,4 persen dibanding periode sama pada 2016 yang sebesar Rp48,9 triliun. Pendapatan asuransi jiwa tersebut juga ditopang melejitnya premi bisnis baru yang naik 34,9 persen menjadi Rp25,79 triliun, sedangkan premi lanjutan tumbuh 13,8 persen menjadi Rp17,38 triliun.
"Pertumbuhan ini juga didorong pulihnya ekonomi nasional dan naiknya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa," kata Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim di Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Menurut data AAJI, pendapatan premi dari saluran distribusi asuransi melalui bank (bancassurance) yang meningkat 47,5 persen. Jaringan "bancassurance" menyumbang 40 persen dari total premi. Sedangkan jaringan keagenan tumbuh 11,9 persen dengan kontribusinya 39,2 persen, disusul oleh saluran distribusi alternatif yang juga meningkat 18,6 persen dan berkontribusi sebesar 20,9 persen.
Sedangkan sumber pendapatan lainnya, yakni investasi, Hendrisman melanjutkan, tumbuh 21,3 persen atau menjadi Rp420,82 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp346 triliun. Porsi investasi menjadi penyumbang utama dari kenaikan aset yang sebesar 19,8 persen, atau senilai Rp475,75 triliun dibanding periode sama 2016 yang sebesar Rp397,25 triliun.
"Ini juga tumbuh berdasarkan peningkatan literasi yang terus digalakkan terhadap masyarakat Indonesia. Kami optimistis kinerja industri asuransi jiwa akan meningkat signifikan di sepanjang tahun 2017 nantinya," katanya. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement