Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bandara Ngurah Rai Bersolek Jelang Pertemuan IMF dan World Bank

Bandara Ngurah Rai Bersolek Jelang Pertemuan IMF dan World Bank Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Badung -

Angkasa Pura I mempercepat pengembangan sejumlah infrastruktur di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, sebelum pelaksanaan pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) pada tahun 2018.

"Semua masih dalam proses paralel baik amdal, semuanya paralel, kalau tidak begitu tidak akan selesai," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi setelah memaparkan masterplan pengembangan bandara kepada awak media di Patra Jasa, kawasan Tuban Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (15/6/2016).

Dia menjelaskan pengembangan bandara itu dalam jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan jelang forum IMF dan Bank Dunia 2018 dan jangka panjangnya untuk mengakomodasi kebutuhan pariwisata di Bali. Dalam pemaparan masterplan pengembangan bandara itu, Yanus menjelaskan bahwa pengembangan infrastruktur tersebut di antaranya perluasan apron atau lahan parkir pesawat yang rencananya dibangun di sebelah barat landasan pacu atau dekat dengan terminal VVIP1.

Dengan adanya perluasan lahan parkir pesawat tersebut membawa konsekuensi pemindahan terminal VVIP, pemindahan terminal domestik dan internasional yang posisinya ditukar atau dikembalikan ke posisi semula, pemindahan lahan untuk pengelolaan limbah dari utara ke selatan dan pembangunan apron di wilayah timur dari landasan pacu.

Yanus menjelaskan untuk tahap pertama pembangunan apron dibutuhkan lahan seluas sekitar 48 hektare yang rencananya memperluas apron yang ada saat ini di sebelah barat dekat landasan pacu. Rencananya, lanjut dia, perluasan parkir pesawat itu akan mengurung sebagian wilayah perairan di dekat landasan pacu sebelah barat.

Pengurugan apron seluas sekitar 48 hektare itu, kata dia, merupakan cara yang bisa digunakan sedangkan metode tiang pancang dinilai berisiko salah satunya ancaman keamanan bandara. Diperkirakan untuk memperluas apron tersebut akan menelan dana sekitar Rp1,34 triliun yang dapat menampung 10 parkir pesawat berbadan lebar. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: