Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mangrove Kebanggaan Pabean Udik

Mangrove Kebanggaan Pabean Udik Kredit Foto: Priyo Widiyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak tahun 1990-an tambak udang di wilayah pesisir Indramayu sangatlah populer, namun dampak dari perkembangan tambak udang tersebut mengakibatkan tandusnya wilayah di sekitar. Banyak pohon dan tumbuhan dibabat untuk kepentingan tambak, alhasil abrasi kerap terjadi karena minimnya vegetasi. Tak hanya wilayah pesisir yang rusak, biota laut pun jadi kehilangan habitat karena persoalan tersebut. Lambat laun kehidupan warga Desa Pabean Udik di Indramayu pun berdampak terkena imbasnya.

Kejadian tersebut sangatlah menohok warga. Pasalnya, perekonomian yang pada awalnya baik-baik saja kini berangsur merugi akibat abrasi. Melihat hal tersebut, beberapa masyarakat di sana tidak tinggal diam. Sekelompok kecil warga mulai merintis penanaman dan pengolahan pohon mangrove di wilayah tersebut. Harapannya, mereka dapat meningkatkan kelestarian lingkungan di wilayah pesisir serta membangun perekonomian warga melalui hasil olahan mangrove.

Awalnya, banyak warga Desa Pabean Udik yang tak percaya bahwa hutan mangrove pun bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi keadaan ekonominya. Wajar saja, kebanyakan dari mereka terbiasa dengan cara hidup instan. Artinya, mereka hanya percaya pada potensi laut yang bisa menghasilkan banyak nilai ekonomi secara cepat.

Padahal, hutan mangrove sebagai sumber daya alam yang dimiliki desa pun punya potensi besar untuk memberi banyak manfaat. Sayangnya, banyak warga meyakini keberadaan hutan mangrove hanya berfungsi sebatas penahan laju abrasi.

Sejak tahun 2008 para perintis tersebut aktif menanam pohon mangrove di sekitar desanya. Para perintis hutan mangrove yang tergabung dalam Kelompok Tani Jaka Kencana terus melancarkan upayanya memasyarakatkan pohon mangrove. Kelompok Tani Jaka Kencana ini didirikan oleh Abdul Latief, salah satu warga Pabean Udik.

Hingga saat ini luas lahan yang telah ditanami mangrove sebesar 20 hektare. Mereka juga akan mengembangkannya menjadi 70 hektare dalam konsep "Kampung Mangrove". Kampung ini diproyeksikan bakal menjadi tujuan wisata dan pendidikan masyarakat.

Kelompok Tani Jaka Kencana menanami kampung ini dengan 34 jenis mangrove (inti, asosiasi, dan tambahan), wahana air, outbond, pengolahan produk mangrove, ragam budaya Indramayu, situs sejarah, kerajinan batik, dan gerabah.

Kelompok ini juga mengolah mangrove menjadi beberapa produk, mulai dari kecap, sirup, bedak, lulur, teh, dodol, rempeyek, sampai pakan ikan. Abdul mengakui saat ini skala produksi dan distribusi produk olahan tersebut masih kecil dan terbatas. Saat ini mereka mengandalkan jaringan lembaga swadaya masyarakat yang berdomisili di berbagai daerah di Indonesia.

Upaya Abdul mengembangkan hutan mangrove di desanya memang penuh tantangan. Meski begitu, Abdul tetap konsisten dengan terus menjalankannya, menciptakan inovasi dengan berbagai produk olahan dan rencana pembangunan kawasan wisata. Semuanya demi cita-cita Abdul mengurai masalah ekologi dan ekonomi masyarakat.

Usaha yang dilakukan pria kelahiran kelahiran 14 Juli 1971 tersebut tidak sia-sia. Selain berhasil menjadikan produk yang bermanfaat baik, ia dan Kelompok Tani Jaka Kencana berhasil menjadi salah satu pemenang Pertamina Awards 2016 dalam kategori Pertamina Berdikari.

Setelah menyandang predikat pemenang penghargaan tersebut, Abdul bersama kelompok taninya sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjadikan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya semakin maju.

"Kami dan teman-teman sudah menyiapkan program-program yang akan dilakukan bersama Pertamina. Kami akan membuat kampung baru yang di dalamnya terangkai nilai-nilai ekonomis, ekologi, sosial, budaya, dan edukasi. Konsep lingkungan ini akan dijalankan secara berkesinambungan," ujar Abdul.

Kelompok tani tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu kelompok pengolah, penanam, dan penyedia bahan baku. Dengan adanya ketiga kelompok tersebut, Adbul optimis mampu membawa masyarakat menuju kesejahteraan lebih baik.

Penulis:?Hari Maulana

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: