Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AirNav: Uji Coba Rudal di Bulukumba Tak Ganggu Penerbangan

AirNav: Uji Coba Rudal di Bulukumba Tak Ganggu Penerbangan Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

General Manager AirNav Indonesia Cabang Utama Makassar Air Traffic Service Center (MATSC), Novy Pantaryanto, menegaskan latihan militer TNI AU di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Selasa-Jumat, 11-14 Juli mendatang, tidak akan mengganggu lalu-lintas penerbangan. Toh, pihaknya telah menyiapkan rute alternatif untuk penerbangan yang terdampak.?

Penyiapan rute alternatif dilakukan guna memastikan area latihan steril saat dilakukan uji coba penembakan rudal Chiron dan meriam penangkis serangan udara Oerlikon. "Rute alternatif itu tidak begitu jauh sehingga tidak akan merugikan penerbangan, apalagi penumpang. Pengalihannya berkisar 30 kilometer dengan alokasi pertambahan waktu penerbangan sekitar 5 menit," kata Novy, Selasa, (11/7/2017).

Imbas latihan militer AU tercatat setidaknya tiga penerbangan yang terdampak, baik domestik maupun internasional. Untuk domestik tercatat penerbangan Wings Air dengan rute Makassar-Selayar (pulang pergi) dan penerbangan Susi Air dengan rute Selayar-Kendari (pulang pergi). Adapun untuk penerbangan internasonal yang terdampak yakni rute Singapura-Dili yang diterbangi Silk Air sekali dalam sehari.

Selain rute penerbangan, Novy menyebut jalur pendaratan untuk pesawat menuju Makassar dari arah Timur via runway 03 pun akan berubah. Pesawat dari arah tersebut akan diarahkan melewati rute MKS VOR/DME. Selanjutnya, proses pendekatan pesawat atau approach dilakukan dari arah Barat. AirNav akan terus berkoordinasi dengan TNI AU selama pelaksanaan latihan militer di Bulukumba.

Novy melanjutkan latihan militer berupa uji coba penembakan rudal dan meriam penangkis serangan udara dari TNI AU merupakan hal yang perlu didukung. Musababnya, latihan militer tersebut dimaksudkan untuk memperkuat sistem pertahanan udara. "Tugas AirNav memang tidak sebatas mengatur rute penerbangan untuk komersil, tapi juga mendukung TNI AU dalam pertahanan untuk kedaulatan NKRI."

"Lagi pula uji coba penembakan rudal dan meriam penangkis serangan udara di Bulukumba itu lazim dan lebih terencana. Kan jelas area latihannya yang tidak bisa dilintasi pesawat ketimbang saat terjadi gunung meletus yang areanya terkadang lebih sulit untuk diprediksi," sambung Novy.?

Larangan penerbangan pada area latihan militer di Bulukumba telah disampaikan AirNav ke seluruh insan penerbangan melalui penerbitan NOTAM alias Notice To Airman. NOTAM adalah pemberitahuan yg didistribusikan lewat sarana telekomunikasi yang berisi informasi tentang pembuatan, kondisi atau perubahan dari fasilitas penerbangan, pelayanan, prosedur dan potensi bahaya. Informasi tersebut harus diketahui oleh personel yang terkait dengan operasi penerbangan.

Mekanisme penerbitan NOTAM dimulai dengan pengajuan raw data alias data mentah kepada AirNav sebagai institusi penerbit NOTAM. Setelah diterima, data mentah itu dianalisa dan dilakukan pengujian (assesment) untuk selanjutnya dikonsultasikan terkait potensi ancaman dan bahayanya. Setelah melalui proses itu, NOTAM akan diterbitkan dan didistribusikan melalui Aeronautical Fix Telecommunication Network (AFTN) ke seluruh unit insan penerbangan nasional dan internasional.

"Untuk kegiatan TNI AU di Bulukumba, raw datanya sudah kami terima sejak 3 Juli. Selanjutnya diterbitkan NOTAM dan itu bagian upaya mendukung program kerja Lanud Sultan Hasanuddin dalam latihan penembakan rudal Chiron dan meriam penangkis serangan udara Oerlikon," ujar Novy.

Berdasarkan pemberitahuan yang disampaikan TNI AU, lokasi titik tembak untuk latihan militer berpusat di sekitar Bulukumba. Novy menyebut arah tembakan menuju Barat Daya (laut) dengan radius 30 kilometer dan jarak luncur 33 ribu kaki di atas permukaan laut. Adapun waktu pelaksanaan penembakan terbagi dalam dua sesi. Rinciannya yakni sesi pertama pada pukul 09.00-11.00 Wita dan sesi kedua pada 14.00-16.00 Wita. ?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: