Standart Chartered Bank (Standchart) memprediksi angka inflasi akan kembali meningkat dan memuncak pada kuartal tiga tahun ini. Dugaan tersebut sejalan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak.
Perseroan memperkirakan kenaikan harga bahan bakar akan mencapai 8% hingga 10%. Penyesuaian itu dilakukan untuk menutup kesenjangan antara harga global dan domestik. Dengan demikian, akan terdapat penambahan Indeks Harga Konsumen umum sebesar 30-40 basis poin (bps).
"Seluruh penyesuaian harga telah dilakukan di semester satu dan inflasi inti masih terkendali. Selanjutnya inflasi makanan menjadi faktor utama yang perlu diawasi, perseroan memprediksi harga makanan akan tumbuh di semester dua, namun masih tetap terkendali," katanya.
Sementara itu, Badan prakiraan cuaca memprediksi musim kering akan lebih ringan tahun ini dibandingkan tahun 2016. Perseroan memprediksi inflasi akhir tahun akan mencapai 4,3% secara year on year di tahun 2017.
Di samping itu, harga komoditas yang relatif lebih tinggi hingga tahun lalu dan dikombinasikan dengan permintaan impor yang konservatif, akan mampu mempertahankan defisit current account (C/A) di posisi rendah. Perseroan merevisi perkiraan defisit C/A tahun 2017 menjadi 1,8% dari PDB, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,2%, sedangkan untuk dan defisit C/A tahun 2018 diproyeksi turun ke angka 2,1% dari 2,7%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement