CEO tukang.com Aziz Hartanto menjamin tidak akan ada pembengkakan anggaran saat pengerjaan pekerjaan yang diminta oleh konsumen melalui aplikasi tersebut.
"'Vendor' mitra kami harus memperhitungkan anggaran secermat mungkin. Kalau memang ada pembengkakan anggaran, itu risiko 'vendor'," kata Aziz dihubungi di Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Aziz mengatakan tukang.com sudah menetapkan harga satuan pekerjaan sebagai panduan "vendor" dalam menyusun rencana anggaran atas pekerjaan yang diminta konsumen, meskipun saat proses survei bisa terjadi tawar menawar.?Menurut Aziz, kemungkinan pembengkakan anggaran terjadi pada harga material yang diperlukan pada saat pengerjaan. Apalagi bila "vendor" membeli material dari toko bukan langganan sehingga tidak bisa berutang.
"'Vendor' pasti membeli material dari toko yang terdekat dari lokasi pekerjaan sehingga sangat mungkin bukan langganannya. Kalau harga material, biasanya 'vendor' sudah tahu sehingga bisa memperkirakan anggarannya," tuturnya.
Melihat kemungkinan kendala tersebut, Aziz mengatakan pihaknya sudah merencanakan untuk menggandeng toko material sebagai mitra tukang.com. Toko material yang menjadi mitra itu akan memasok material kepada "vendor".?"Bila sudah menjadi mitra, tentu harga dan pembayaran sudah jelas," ujarnya.
Aplikasi tukang.com telah berhasil memfasilitasi kurang lebih 1.100 pekerja sektor informal untuk mendapatkan pengguna jasa mereka di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.?Saat ini, mitra tukang.com adalah "vendor" dan "worker". "Vendor" berperan sebagai mandor atau pemilik usaha dan "worker" yang mengerjakan pekerjaan yang diminta konsumen.?Aplikasi tukang.com menyediakan 13 bidang kerja yaitu AC atau pendingin udara, alumunium, atap, batu dan keramik, cat, furniture dan interior, kebun, kolam, kusen, las, ledeng, listrik serta plafon. ?(ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement