Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Perkirakan Inflasi Jakarta di Agustus Kembali Turun

BI Perkirakan Inflasi Jakarta di Agustus Kembali Turun Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inflasi Provinsi DKI Jakarta pada Juli 2017 tercatat sebesar 0,40% (mtm), sedikit lebih rendah dari inflasi bulan Juni 2017 (bulan Lebaran) yang sebesar 0,46 (mtm). Dengan perkembangan ini, sejak awal tahun 2017 inflasi Jakarta mencapai 2,72% (ytd) atau 3,69% (yoy).

Namun demikian, penurunan inflasi pascalebaran di tahun ini tidak serendah tahun-tahun sebelumnya (0,34%) terkait dengan adanya kenaikan harga rokok, biaya pendidikan, dan masih meningkatnya beberapa tarif angkutan. Hal ini mengakibatkan inflasi Jakarta pada Juli 2017 tercatat lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 0,22% (mtm).

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Doni P. Joewono meyakini inflasi DKI Jakarta pada Agustus akan kembali turun. "Memerhatikan pola pergerakan harga-harga di pasar, dan rencana kebijakan pemerintah di bidang harga, tekanan inflasi pada Agustus 2017 diperkirakan kembali turun," ujar Doni di Jakarta, Rabu (2/8/2017).

Menurutnya, keputusan pemerintah untuk tidak menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kebijakan kenaikan listrik yang sudah diterapkan beberapa bulan sebelumnya, serta usainya masa libur sekolah akan menyebabkan berkurangnya tekanan inflasi pada periode tersebut. "Di samping itu, TPID di Provinsi DKI Jakarta yang tetap solid mengawal perkembangan harga akan menjadi faktor kunci terkendalinya harga-harga di Jakarta, terutama harga pangan," tukasnya.

Doni mengungkapkan bahwa program-program yang lebih terencana baik dan berkesinambungan terus dilakukan oleh tiga BUMD pangan DKI Jakarta (PT Food Station Tjipinang Jaya, PD. Dharma Jaya, dan PD. Pasar Jaya) akan sangat mendukung terjaganya keseimbangan pasokan dan kebutuhan pangan Jakarta yang dapat menciptakan kestabilan harga.

Kegiatan pasar murah yang berkelanjutan di luar bulan Ramadan, perbaikan dan pembangunan infrastruktur pasar, serta pengembangan pola kerja sama antardaerah berdampak cukup baik terhadap keberlangsungan pasokan pangan untuk masyarakat. "Selain itu, sosialisasi belanja bijak, dan berbagai kegiatan komunikasi diharapkan memberikan dampak positif terhadap pementukan ekspektasi positif masyarakat terhadap perkembangan harga," ucap Doni.

Kendati begitu, Doni menilai tekanan harga khususnya pada subkelompok pendidikan pada bulan Agustus diperkirakan masih akan ada, namun lebih disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat terkait dengan pengeluaran pendidikan di level perguruan tinggi, kendati tekanannya relatif terbatas.

"Memasuki awal tahun ajaran baru, kegiatan konsumsi masyarakat terhadap komoditas terkait dengan pendidikan juga meningkat. Pada bulan Juli 2017 subkelompok pendidikan mencatat inflasi sebesar 1,16% (mtm). Kenaikan tersebut terutama dipicu oleh meningkatnya konsumsi masyarakat terkait dengan kegiatan pendidikan pada level sekolah menengah atas yang mencatat inflasi sebesar 4,49% (mtm)," jelas Doni.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: