Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perekaman Data e-KTP di Sulsel Capai 89,3 Persen

Perekaman Data e-KTP di Sulsel Capai 89,3 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulsel, Lutfi Nasir, mengungkapkan perekaman data KTP elektronik alias E-KTP hingga Juli 2017 mencapai 89,3 persen dari total 7,1 juta penduduk wajib KTP. Ditargetkan pihaknya realisasi perekaman data E-KTP di Sulsel pada Desember 2017 mencapai 96 persen.
"Tidak bisa 100 persen karena data kependudukan itu dinamis, selalu berubah dan diperbaharui seiring dengan bertambahnya penduduk. Data perekaman E-KTP teranyar yang mencapai 89,3 persen terus digenjot dan diharapkan bisa sampai 96 persen pada akhir tahun ini," kata Lutfi, kepada Warta Ekonomi di Makassar, kemarin.
Lutfi menjelaskan akhir 2017, tepatnya Desember mendatang merupakan momentum penting, dimana Kemendagri akan menyerahkan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) kepada KPU. Daftar tersebut merupakan dasar pemutakhiran data pemilih untuk daftar pemilih tetap (DPT) pada pemilihan kepala daerah serentak pada 2018.
Menurut Lutfi, hingga saat ini pihaknya terus melakukan pemutakhiran data agar DP4 yang diserahkan benar-benar akurat dan menjangkau seluruh penduduk. Diakuinya tidak mudah untuk menyajikan data kependudukan secara lengkap mengingat hal itu dipengaruhi data kelahiran, kematian dan urbanisasi. Untuk tahun ini hingga pelaksanaan pilkada tahun depan, pihaknya memprediksi sedikitnya ada 388 ribu warga baru yang masuk DP4.?
"Untuk saat ini mereka belum masuk wajib KTP karena masih berusia 16 tahun. Tapi, tahun depan pada saat hari pemilihan sudah tergolong wajib KTP dan itu sudah mesti diestimasi," jelas mantan Kepala Biro Hukum dan HAM Pemprov Sulsel tersebut.
Lebih jauh, Lutfi mengungkapkan masih belum maksimalnya perekaman data E-KTP dipengaruhi berbagai faktor. Di antaranya kesadaran masyarakat yang masih rendah terkait pentingnya mengurus dan memiliki single data identity semacam E-KTP. Kalau pun ada yang telah melakukan perekaman dan mengambil surat keterangan, mereka terkadang tidak kunjung mengambil dan mengaktivasi E-KTP miliknya.
Lutfi menyatakan untuk mengatasi kurangnya minat masyarakat melakukan perekaman E-KTP, pihaknya menerapkan berbagai inovasi 'jemput bola'. Petugas kependudukan dan catatan sipil disebutnya aktif mendatangi pusat keramaian untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat yang belum melakukan perekaman data E-KTP. ?Sesekali pihaknya juga menyambangi daerah kepulauan.
?Kendala kita ya memang masih banyak masyarakat yang enggan atau malas ke kantor pencatatan sipil. Makanya kami keliling setiap pekan untuk merekam data mereka di tempat. Setidaknya cara ini bisa lebih efektif dibandingkan hanya menunggu saja,? ?ujar dia.
Ketua KPUD Sulsel, Iqbal Latief, mengungkapkan pihaknya telah menghitung perkiraan jumlah pemilih potensial pada pilkada 2018 di daerahnya. Diperkirakannya jumlah pemilih potensial mencapai 6,8 juta penduduk. Perkiraan itu merujuk pertambahan penduduk beberapa tahun terakhir. Pada daftar pemilih tetap (DPT) pemilihan presiden tahun 2014, jumlahnya tercatat 6,4 juta jiwa lebih.
"Jumlah pastinya tentu belum bisa dipastikan. Tapi, dari tahun ke tahun kenaikannya sekitar 100 ribu penduduk," pungkas Iqbal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: