Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada maka momentum gejolak harga garam harus dijadikan titik awal untuk membangun swasembada garam berbasis pada produk garam rakyat dan koperasi sebagai penyangga hasil produk garam rakyat tersebut.
Hal tersebut dinyatakan oleh Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko?di Jakarta, Jumat kemarin (4/8/2017).
"Sistem memerankan koperasi pembuat garam sebenarnya mudah. Petani garam membuat garam, hasilnya dibeli oleh petani dengan standar harga ekonomi yang layak terus koperasi membuat produksi garam olahan baik untuk konsumsi maupun untuk industri," jelasnya.
Selain itu, koperasi bisa bekerja sama dengan pabrik garam mengolah lebih lanjut garap produk petani garam yang sekaligus mendistribusikan garam sampai ke pelosok daerah sehingga terjadi stabilitas pasokan dan harga garam.
Menurut Agung, hal itu karena berkumpulnya petani garam di koperasi memudahkan pembinaan dan pengembangan petani garam itu sendiri sebab koperasi adalah wadah ekonomi bersama yang segala sesuatunya diputuskan secara bersama.
Koperasi juga merupakan wadah usaha bersama yang dibangun oleh kesamaan kepentingan usaha dan sosial budaya.
"Tetapi di tubuh koperasi yang sama juga sebagai perusahaan yang harus dikelola sebaik mungkin sama dengan perseroan terbatas," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement