Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Kelas Menengah Atas Tahan Belanja di Triwulan II 2017

BPS: Kelas Menengah Atas Tahan Belanja di Triwulan II 2017 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan kelas menengah atas cenderung menahan belanja sehingga menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2017.

"Terdapat indikasi kelas menengah atas menahan belanja," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (7/8/2017).

Suhariyanto mengatakan indikasi tersebut terlihat dari jumlah tabungan yang meningkat, transaksi kartu debit yang melambat serta penjualan mobil maupun sepeda motor yang melemah.?"Penyebabnya faktor psikologis, karena mereka berpikir hati-hati dan sedang wait and see?mencermati kondisi perekonomian global, terutama di AS," ujarnya.

Kondisi yang sama terjadi di kelas menengah bawah yang juga ikut-ikutan menahan belanja, sebagai dampak dari turunnya nilai riil dari upah petani maupun buruh bangunan.?"Situasi ini memerlukan perhatian kedepan supaya pertumbuhan daya beli kelas menengah bawah lebih bagus lagi," kata Suhariyanto.

Meski terjadi perlambatan belanja, Suhariyanto memastikan hal ini tidak mengganggu kinerja konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh 4,95 persen pada triwulan II-2017.?"Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95 persen pada triwulan II-2017, ini membuktikan bahwa daya beli masyarakat masih kuat," ujarnya.

Ia menjelaskan konsumsi rumah tangga terbantu oleh fenomena Ramadhan dan Idul Fitri yang berlangsung secara penuh pada triwulan II-2017, libur sekolah sebelum tahun ajaran baru dan banyaknya hari libur hingga 39 hari dalam periode ini.?Komponen yang memberikan kontribusi terhadap konsumsi rumah tangga antara lain makanan dan minuman, restoran dan hotel, kesehatan dan pendidikan serta transportasi dan komunikasi.

Suhariyanto juga menambahkan terjadinya pergeseran pola belanja dari masyarakat, yang mulai memanfaatkan transaksi melalui e-dagang, meski hal itu tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi.?"Transaksi e-commerce ini terjadi di kelas menengah atas, tapi angka persentasenya masih kecil dibandingkan total konsumsi masyarakat secara keseluruhan," katanya.

Suhariyanto mengharapkan masyarakat akan mulai mendorong belanja di triwulan selanjutnya, agar konsumsi rumah tangga bisa kembali memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: