Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tertinggi di Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tertinggi di Indonesia Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Didik Nursetyohadi, mengungkapkan laju pertumbuhan ekonomi Pulau Sulawesi merupakan yang tertinggi di Indonesia. Sayangnya, kontribusi Pulau Sulawesi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih rendah. Secara spasial, Pulau Jawa sangat dominan dalam memberikan andil untuk Produk Domestik Bruto alias PDB.
"Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II 2017 yang bertumbuh 5,01 persen masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa. Kontribusinya terhadap PDB bahkan mencapai 58,65 persen dengan pertumbuhan ekonomi 5,41 persen. Adapun Pulau Sulawesi sebenarnya memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 6,49 persen. Namun, kontribusinya hanya berkisar 6,12 persen," kata Didik, di Makassar, Senin, (7/8/2017).
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Pulau Sulawesi yang mencapai 6,49 persen merupakan yang tertinggi di Indonesia. Capaian itu berhasil dipertahankan sejak triwulan I 2017. Kala itu, pertumbuhan ekonomi Pulau Sulawesi juga yang tertinggi mencapai 6,87 persen. Diikuti oleh Pulau Jawa yang pada triwulan II 2017 bertumbuh 5,41 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,66 persen.
Di bawah Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi tertinggi berikutnya dicatatkan Pulau Maluku dan Papua sebesar 4,52 persen. Seperti Pulau Sulawesi, kontribusi dua pulau di Indonesia Timur itu tidak signifikan hanya 2,30 persen. Selanjutnya, Pulau Kalimantan yang bertumbuh 4,44 persen memberikan andil 8,15 persen. Sedangkan Pulau Sumatera dengan kontribusi kedua terbesar secara nasional hanya bertumbuh 4,09 persen.
Terakhir, Pulau Bali dan Nusa Tenggara pada triwulan II 2017 mencatatkan kontribusi 3 persen dengan pertumbuhan sebesar 3,14 persen. Bila ditelisik lebih dalam lagi, pertumbuhan ekonomi Pulau Nusa Tenggara bahkan mengalami kontraksi sebesar -1,96. Hal tersebut disebabkan ketergantungan perekonomian Pulau Nusa Tenggara terhadap pertambangan.
Kepala BPS, Suhariyanto, sebelumnya mengatakan pencapaian pertumbuhan triwulan II 2017 sebesar 5,01 persen sama bila dibandingkan pencapaian triwulan I 2017. Pertumbuhan ekonomi tersebut masih ditopang konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 55,61 persen, diikuti dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi 31,36 persen serta ekspor barang dan jasa sebesar 19,10 persen.
?Perekenomian kita masih sangat tergantung kepada konsumsi rumah tangga,? tutup dia.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: