Perusahaan penyedia jasa energi, PT Elnusa Tbk (ELSA) pada semester I/2017 mengalami penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp14 miliar. Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp145 miliar
Adapun dari sisi pendapatan, Elnusa mencatatkan pertumbuhan pertumbuhan sebesar 16,4% menjadi Rp1,99 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Direktur Keuangan Elnusa, Budi Rahardjo mengungkapkan pada paruh 2017 ini perseroan menghadapi tantangan bisnis yang sangat signifikan, dikaitkan dengan kondisi industri migas nasional, regional, dan global yang belum sepenuhnya pulih.
?Selain akibat menurunnya jumlah proyek dari segmen hulu migas karena aktivitas jasa hulu migas nasional yang terdampak penurunan harga minyak dunia, kinerja Elnusa di tahun ini juga sebagian besar dipengaruhi oleh menurunnya kontribusi dari jasa hulu migas di tiga wilayah kerja (blok migas) yang merupakan kontributor utama Elnusa," kata Budi.
Selama ini Elnusa bekerja di tiga blok migas di wilayah Kalimantan Timur yang ketiganya dioperasikan oleh tiga kontraktor asing besar, di antaranya ialah Total EP Indonesie di Blok Mahakam. Seiring dengan berakhirnya masa kontrak pengelolalaan blok-blok tersebut, maka tentu aktivitas operasional blok juga menurun dan berimbas kepada kontraktor jasa migas utama di blok tersebut, termasuk Elnusa.
?Namun, kabar baiknya adalah setelah masa pengelolaan tersebut berakhir tentu akan dikembalikan kepada pemerintah dalam hal ini untuk dikelola Pertamina, sehingga diharapkan akan meningkatkan kembali aktvitas blok dan operasi Elnusa ke depannya,? tambah dia.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi kinerja Elnusa pada paruh pertama tahun ini ialah adanya beberapa proyek besar di bisnis jasa seismic dan jasa drilling & oilfield yang baru berjalan pada semester kedua tahun ini. Sehingga diestimasikan hasil kerja proyek tersebut ?akan mendorong pertumbuhan tinggi kinerja Elnusa pada paruh kedua nanti.
Budi menambahkan bahwa penurunan kinerja tersebut berhasil diimbangi Elnusa melalui strategi pengembangan bisnis jasa non-asset based (operating game project), seperti operation & maintenance. Meskipun proyek jasa non-asset ini relatif memiliki marjin yang tidak terlalu tinggi dibanding proyek berbasis aset, namun pengembangan bisnis ini terbukti mampu membuat Elnusa tetap bertahan baik. Di samping itu, peningkatan kinerja pendapatan juga ?turut dikontribusikan oleh kinerja di bisnis jasa hilir migas.
?Kami ?telah mempelajari dan menganalisa secara mendalam situasi dan kondisi industri migas ini serta mencari upaya-upaya terobosan untuk dapat membalikkan keadaan. Upaya pemulihan yang telah diambil perseroan diantaranya adalah pengembangan bisnis ?baru untuk meningkatkan pendapatan serta tetap menjaga kinerja existing business melalui proyek yang sedang digarap maupun yang masih diperjuangkan melalui tender proyek baru, baik pada segmen jasa hulu migas maupun jasa hilir migas.? papar Budi.
Saat ini Elnusa telah mengantongi total kontrak senilai lebih dari Rp4,5 triliun untuk jasa seismik, drilling dan oilfield, serta lebih dari Rp2 triliun untuk jasa distribusi dan logistik (hilir) migas. Pengerjaan kontrak tersebut dilaksanakan pada tahun ini maupun tahun mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement