Jakarta - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonif Para Raider 432/WSJ Kostrad menerima benda menyerupai bom atau ranjau darat peninggalan jaman Belanda dari seorang warga Kampung Skouw Sae, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, Papua, Minggu pagi. Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf M Aidi di Kota Jayapura, Minggu, membenarkan hal itu, bahwa ada warga Kampung Skouw Sae bernama Zakka mendatangi Pos Satgas Pamtas di Muaratami dan menyerahkan satu buah bom atau ranjau darat.
"Berdasarkan pengakuan Zakka bahwa Jumat tanggal 18 Agustus 2017, saat sedang menggali lubang di pekarangan belakang rumahnya dengan menggunakan cangkul untuk menanam pohon pinang tanpa sengaja cangkul yang digunakan menyentuh benda keras hingga keluar percikan api," katanya. Setelah digali lebih dalam, lanjut M Aidi, ternyata Zakka menemukan sebuah benda seperti bom atau ranjau darat yang pernah dilihat di film-film atau tayangan televisi.
"Karena takut meledak dan membahayakan penduduk, Zakka membawa benda temuanya ke Pos TNI Muaratami menggunakan sepeda motor dan langsung menyerahkan kepada anggota yang berjaga," katanya.
Barang bukti berupa benda yang diduga bom itu, berdiameter 18 centimeter dan beratnya sekitar empat kilogram dengan kondisi masih utuh namun berkarat. Secara terpisah, Danpos Muaratami Lettu Inf Juri mengapresiasi langkah warga Kampung Skouw Sae yang langsung menyerahkan penemuan bom tersebut.
"Kami sangat berterimakasih kepada Zakka yang telah menyerahkan benda temuannya yang diduga semacam ranjau darat semasa perang dunia dahulu dan ini akan kami laporkan ke pimpinan atas untuk diadakan penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Ia mengimbau masyarakat di sejumlah kampung di perbatasan RI-PNG, agar bisa melaporkan atau dengan sadar menyerahkan benda-benda yang bisa membahayakan warga, seperti bom dan senjata api rakitan maupun organik.
"Kami berharap kalau masih ada masyarakat yang menyimpan senjata rakitan atau organik, kami mohon untuk diserahkan saja kepada Satgas-Pamtas agar tidak membuat resah masyarakat," tutupnya. (ANT)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno
Advertisement