Dalam diskusi Tantangan dan Kemandirian Biotech Masa Depan di Indonesia antara Bio Farma (Persero) dengan Forum Pemred, ada fakta yang menarik.
Di satu sisi, Indonesia mempunyai posisi geografis beriklim tropis dengan sumber daya genetic yang paling besar. Di sisi lain, mempunyai jumlah penduduk yang banyak dengan berbagai penyakit stroke, flu, kanker, influenza, kanker, dan lain-lain.
"Jadi, kita mempunyai modal besar untuk mengembangkan life science," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto.
Hal yang senada diungkap oleh Juliman, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Bio Farma (Persero). Menurut Juliman, Indonesia berpotensi memiliki industri life science sendiri. Sebab, dari peta industri farmasi nasional dapat dilihat kalau Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan yang sudah bergerak dalam bidang biopharmaceutical, vaksin, natural, dan herbal.
Bio Farma sendiri, lanjut Juliman, yang sudah berusia 120 tahun (tepatnya 6 Agustus-Red), memiliki komitmen untuk terus berinovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan life science.
"Beberapa produk life science kami sudah masuk ke dalam pipeline produk Bio Farma," tambahnya.
Juliman ingin percepatan pengembangan life science?agar pihaknya bisa mewujudkan kemandirian industri farmasi dalam pengembangan produk, bahan baku, vaksin, produk bioteknologi, dan alat kesehatan.
"Merawat perusahaan untuk melewati usia 100 tahun, tentu tidak mudah," tambah Juliman.
Bagi perusahaan seperti Bio Farma, harus selalu menemukan produk-produk baru agar tetap bisa bertahan di industri ini. "Kami juga selalu membutuhkan sumber daya manusia yang kuat. Diperlukan riset dan inovasi yang didukung penuh oleh pemerintah mengingat sebagian besar teknologi di bidang life science di Indonesia didapat melalui transfer teknologi dari negara-negara maju," kata Juliman.
Yang pasti, lanjut Juliman, Bio Farma akan menjalankan perintah Nawacita, yakni "Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga Bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya," ujarnya.
Hal ini antara lain diperlihatkan dengan ekspor vaksin Bio Farma ke lebih dari 100 negara, di mana lebih dari 40 negara merupakan Negara Islam anggota OKI.
"Sudah banyak negara-negara Islam yang ingin belajar mengembangkan vaksin ke Indonesia," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement