Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penetapan HET Beras untuk Lindungi Konsumen

Penetapan HET Beras untuk Lindungi Konsumen Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar, Dindin Syamsuddin, menyatakan penetapan harga eceran tertinggi atau HET untuk komoditas beras memiliki banyak dampak positif. Selain menggairahkan usaha penggilingan beras menengah ke bawah, kebijakan tersebut dinilai sangat jitu untuk melindungi konsumen dari fluktuasi harga beras.?
"Penetapan HET untuk beras itu bagus. Kebijakan itu kan untuk melindungi konsumen sehingga patut didukung. Bulog Sulselbar sendiri selalu siap dengan penerapan HET untuk beras," kata Dindin, kepada Warta Ekonomi, Selasa, (29/8/2017).
Dindin menerangkan penetapan HET untuk beras medium dan premium dilakukan variatif bergantung pada zona. Artinya harga tertinggi beras di tiap daerah berbeda, bergantung apakah daerah itu produsen atau tidak. Kementerian Perdagangan (Kemendag) siap mengimplementasikan penetapan HET mulai 1 September 2017.?
Untuk beras jenis medium, pemerintah akan menetapkan HET di pulau Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara Barat sebesar Rp9.450 per kg. Sementara, HET beras medium di Sumatera (terkecuali Lampung dan Sumatra Selatan), Kalimantan, serta Nusa Tenggara Timur, tercatat sebesar Rp9.950 per kg. Adapun, HET beras medium tertinggi terdapat di Papua dan Maluku sebesar Rp10.250 per kg.
Selanjutnya, HET beras premium di Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi dipatok Rp12.800 per kg. ?Sedangkan, HET beras premium di Sumatra (kecuali Lampung dan Sumatra Selatan), Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan dipatok di angka Rp13.300 per kg. Lalu, HET beras premium Papua dan Maluku terbilang Rp13.600 per kg
Dindin mengimbuhkan penetapan HET beras tidak akan berpengaruh pada serapan Bulog Sulselbar. Toh, harga yang ditetapkan memang sudah diperhitungkan merupakan yang paling aman bagi seluruh pihak. Bila pun terjadi gejolak harga, Bulog siap melakukan operasi pasar bergantung perintah dari pimpinannya di pusat.
"Kalau nanti masuk musim paceklik dan harga (beras) tembus Rp10 ribu, ya kami siap terima perintah (operasi pasar). Kalau untuk harga jualnya, ya belum tahu apakah mengacu kepada HET atau mungkin saja di bawahnya. Intinya, kami siap dengan penerapan HET beras itu dan yakin tidak akan berpengaruh terhadap penyerapan," pungkasnya.
Penyerapan beras di Sulselbar sendiri tercatat merupakan yang tertinggi di tingkat nasional per akhir Agustus 2017. Realisasi penyerapan beras nasional menembus 1,7 juta ton. Bila dipersentasekan, penyerapan beras di Sulsel sebesar 58,7 persen merupakan yang tertinggi. Serapan Sulsel lebih baik dibandingkan Jatim (56,27 persen), Sulteng (53,99 persen) dan Jabar (52,53 persen).?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: