Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Kiat Mengajukan KTA Agar Tidak Menyesal

Begini Kiat Mengajukan KTA Agar Tidak Menyesal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keputusan untuk mengambil pinjaman dari bank haruslah dibarengi dengan itikad baik untuk patuh dan disiplin membayar cicilannya. Jangan sampai hanya menuruti nafsu atau keinginan sesaat yang akhirnya justru mengganggu arus keuangan bulanan. Dengan berbagai produk pinjaman KTA dari bank-bank ternama di Indonesia secara online yang semakin mudah seperti pinjaman KTA Hanabank atau KTA Dana Cinta CTBC Indonesia semakin mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pinjaman KTA.

Tak hanya soal tanggung jawab untuk membayar cicilan perbulannya, tetapi dana yang dikeluarkan sebagai persyaratan pun juga harus di perhatikan.?

Sebelum memutuskan untuk mengambil dana pinjaman dari bank, tentukanlah dulu tujuan dalam berhutang. Apakah hutang yang diambil masuk kategori hutang produktif atau hutang konsumtif yang akhirnya malah membebani.

Seorang konsultan keuangan di Amerikan bernama Robert T. Kiyosaki memiliki pandangan terkait hutang produktif (hutang baik) dan hutang non-produktif (hutang buruk). Kiyosaki mendefinisikian segala hutang yang dibayar oleh orang lain masuk dalam kategori hutang baik. Simpel nya, misalkan mengambil dana KTA untuk keperluan bisnis, cicilan perbulan dapat dibayarkan dengan menggunakan keuntungan bisnis. Hak tersebut dapat dikatakan sebagai hutang produktif karena tak mengeluarkan uang pribadi untuk membayar cicilan bulanan KTA tersebut.

Jika diurutkan dari segi utang produktif ke hutang kontra produktif atau non-produktif, dapat diurutkan sebagai berikut, usaha, rumah, investasi, kendaraan, kredit konsumtif, kredit gali lubang tutup lobang. Namun sebenarnya urutan jenis alokasi dana di atas tak sepenuhnya tepat, semua tergantuung dari kondisi keuangan. Untuk mendapatkan solusi bisa mendiskusikan dengan pihak bank yang paham mengenai manajemen hutang atau perencanaan keuangan independen.

Poin selanjutnya yang harus diperhatikan sebelum mengambil hutang KTA adalah perihal sumber pengembalian hutang. Hal inilah yang terkadang luput dipikirkan, sehingga dapat membuat masalah yang lebih serius dimasa yang akan datang. Jadi perlu dipikirkan masak-masak.

Perhitungan pengeluaran agar bisa terukur dengan membuat semacam skala prioritas pembayaran yang bisa disusun sebelum gajian misalnya. Sehingga pada saat gaji telah masuk, dapat segera mengalokasikan dana yang diprioritaskan tersebut. Jangan sampai hutang yang dimiliki lebih besar dari 30% total pendapatan perbulan.

Sekedar pengetahuan jika ingin mengajukan kredit melalui pihak perbankan, kredit dibedakan atas beberapa hal. Berdasarkan pembayaran dibedakan dalam dua jenis kredit, yakni kredit pelunasan sekaligus atau single payment dan cicilan atau istilahnya installment. Berdasarkan jaminan, kredit dibedakan atas dua jenis, yakni Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau istilahnya unsecured loan dan Kredit dengan agunan atau secured loan. Contoh konkretnya jelas untuk kredit tanpa agunan, sedangkan untuk kredit menggunakan agunan misalnya, kredit usaha mikro, ataupun kredit multiguna.

Berdasarkan bunga, jenis kredit dibedakan atas utang variable rate, fixed rate dan bunga anuitas. Sedangkan berdasarkan jatuh temponya, kredit dibedakan atas utang jangka pendek atau short term loan dan hutang jangka panjang atau long term loan.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah masalah sumber hutang. Sumber hutang ikut pula menentukan besaran bunga yang akan dibebankan pada nasabahnya. Katakan lah meminjam dana di pegadaian, dan meminjam dana di perbankan. Sudah dapat dipastikan bunga perbankan akan lebih besar dibandingkan pegadaian.

Berikut ini beberapa sumber utang yang dapat dipergunakan ketika akan mengambil pinjaman dilihat dari segi bunga yang diberikan. Pertama, perorangan, perusahaan tempat bekerja, pegadaian, koperasi, dan bank.

Yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan dengan matang-matang adalah terkait agunan atau jaminan yang digunakan sebagai menjamin risiko kredit. Agunan setidaknya memiliki nilai jual sama dengan dana yang Anda pinjam. Misal meminjam dana sebesar 100 juta dengan memberikan agunan berupa sertifikat tanah. Tanah tersebut setidaknya memiliki harga jual sebesar 100 juta. Tentu saja kebijakan tentang agunan ini berbeda-beda untuk setiap bank. Jadi bila mengajukan Kredit Multiguna di bank Mandiri dan bank Standard Chartered tentu nilainya akan berbeda walaupun jaminan yang diberikan sama.?

Meminjam uang di manapun tidak akan lepas dari risiko. Secara garis besar ada dua risiko yang dapat menimpa setiap nasabah. Pertama risiko kematian pemilik hutang, namun hal ini masih dapat disiasati dengan asuransi yang akan menanggung seluruh sisa cicilan apabila pemilik hutang meninggal dunia.

Risiko selanjutnya adalah?risiko penurunan aset. Hal tersebut pernah terjadi di negara negara maju yang sempat mengalami krisis subprime mortgage. Harga asset yang semua dinilai tinggi pada saat usai terjadi krisis nilai jualnya justru akan menurun.

Itulah beberapa hal yang patut diperhatikan sebelum mengajukan kredit. Maka selalu gunakan dengan bijak dan lakukan perhitungan sebelum memutuskan untuk mengajukan kredit agar tidak terjadi masalah yang lebih fatal dimasa yang akan datang.(AA)?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: