Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM, Yuana Setyowati mengatakan pihaknya akan mendorong LPDB KUMKM menjadi penyedia pendanaan APEX (pengayom) dan selanjutnya sebagai APEX kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Sedangkan sekunder yang sudah melaksanakan fungsi APEX dapat menjadi penyalur kredit UMi dengan penyesuaian bunga/margin minimal sama dengan LPDB KUMKM.
"APEX bertujuan untuk memperkuat kapasitas internal KSP atau pembiayaan syariah dan membangun sinergi dengan lembaga lain, serta meningkatkan efektifitas pengawasan. Manfaat APEX bagi koperasi antara lain pengelolaan risiko yang lebih baik, terutama dalam pengelolaan risiko likuiditas," tandas Yuana dalam acara workshop bertema Reformulasi dan Penguatan Kebijakan Pembiayaan Bagi Koperasi dan UKM, di Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Dalam kesempatan yang sama, salah satu pembicara dari pegiat keuangan mikro, Supriyono menyebutkan bahwa kalangan koperasi sepakat agar LPDB KUMKM direformulasi. Dari sisi kebijakan, pertama, idealnya kontrak kerja LPDB dilakukan dengan Kemenkeu dan Kemenkop dan UKM (sebagai kementerian teknis). Kedua, korelasi antara pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang dilakukan Kemenkop dengan kegiatan LPDB tidak sepenuhnya sinkron.
"Misalnya, jika banyak koperasi yang tidak bisa dibiayai LPDB, pembinaan apa yang dilakukan Kemenkop dan UKM agar layak dibiayai LPDB. Mengapa setiap tahun banyak koperasi yang mengantri hingga berbulan-bulan tidak terlayani LPDB", papar Supriyono.
Supriyono menandaskan, LPDB perlu berpihak kepada koperasi ketimbang ke BPR. Saat ini, lebih dari 40 bank umum berebut membiayai BPR. Kehadiran LPDB berebut membiayai BPR justru merusak pasar, karena BPR tidak disubsidi pun tetap bisa hidup dan tumbuh.
"Target penyaluran ke mitra sektor riil non koperasi pada 2016 sebesar Rp400 miliar atau 40%. Di tengah tahun direvisi menjadi Rp700 miliar atau 70%. Realisasinya, penyaluran kepada bank dan pembiayaan modal ventura saja sebesar Rp976 miliar atau 77,95%," jelas Supriyono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement