Relawan organisasi kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) mencatat sejumlah pengungsi Rohingya di Distrik Cox's Bazar, Bangladesh cenderung menderita penyakit pneumonia.
"Kami mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis di dua tempat berpindah-pindah melihat situasi dan kondisi. Lokasi poskonya di Waikong Union dan Shamlapur Union, Bangali Bay," kata Ketua Tim SOS ACT untuk Rohingya, Rahadiansyah, saat dihubungi dari Jakarta,Selasa (20/9/2017).
Per harinya, ACT memberikan pemeriksaan kesehatan kepada 500 orang pengungsi.?Data yang didapat oleh tim kesehatan ACT menemukan sebanyak 30 persen pengungsi di Waikong Union menderita pneumonia.?Sementara itu, tim kesehatan di Shamlapur Union, Bangali Bay menemukan 60 persen% kasus pneumonia diderita pengungsi.
Selain itu, masalah kesehatan kedua yang banyak diderita pengungsi Rohingya adalah demam sebesar 35 persen% di Waikong Union dan 50% di Shamlapur Union.?Beberapa pasien di Shamlapur Union juga mengalami penyakit pneumonia yang disertai demam.?ACT mencatat terdapat 125 pengungsi mengalami luka di Waikong Union, sementara di Shamlapur Union sebanyak 10 orang terluka karena berbagai sebab.
"Selain itu ada juga yang terkena diare karena bakteri dari air kotor," tambah Rahadiansyah menjelaskan data kesehatan.
Dia mengatakan posko kesehatan menyediakan empat orang dokter dan dua perawat yang beroperasi di masing-masing lokasi per dua hari. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement