Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump: 'Rocket Man' Ingin Hancurkan Rezimnya Sendiri

Trump: 'Rocket Man' Ingin Hancurkan Rezimnya Sendiri Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

'Rocket Man' sedang dalam misi bunuh diri untuk dirinya sendiri dan untuk rezimnya, Donald Trump mengatakan dalam pidatonya dihadapan para pemimpin dunia di New Yor AS dalam Majelis Umum PBB Selasa (19/9/2017).

"Amerika Serikat siap, mau dan mampu untuk menghancurkan Korea Utara, tapi mudah-mudahan ini tidak perlu dilakukan," tegasnya.

Mengenai Iran, Trump tampaknya membuka jalan untuk merobohkan kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada tahun 2015 antara enam kekuatan dunia dan Iran.

Trump mengatakan bahwa kesepakatan tersebut telah gagal mengendalikan peran subversif rezim tersebut dalam konflik di Timur Tengah, dan mengirim sebuah sinyal yang jelas bahwa dia bermaksud untuk menyatakan Teheran melanggar kesepakatan tersebut saat dia melapor ke Kongres PBB bulan depan.

"Kami tidak bisa membiarkan sebuah rezim pembunuh melanjutkan aktivitas yang tidak stabil ini sambil membangun rudal berbahaya dan kami tidak dapat mematuhi sebuah kesepakatan jika memberikan perlindungan untuk pembangunan program nuklir," tutur Trump kepada majelis tersebut.

"Terus terang, kesepakatan itu memalukan bagi Amerika Serikat, dan saya rasa anda belum pernah mendengar yang terakhir," ujarnya.

"Percayalah, inilah saatnya seluruh dunia bergabung dengan kami dalam menuntut agar pemerintah Iran tidak mengejar kematian dan penghancurannya," ungkapnya, sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu (20/9/2017).

Banyak anggota majelis, termasuk sekutu AS dan penandatangan kesepakatan Iran di Prancis dan Inggris, mendukung penangguhan kesepakatan tersebut, di mana Iran menyerahkan sebagian besar bahan bakar nuklirnya yang diperkaya dan membuka situs nuklirnya ke pemantau internasional.

Tetapi beberapa penasihat terdekat Trump takut kesepakatan tersebut membuat Iran terlalu dekat dengan ambang batas untuk dapat dengan cepat mengembangkan senjata nuklir ketika klausul pembatasan dalam kesepakatan tersebut mulai berakhir pada 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: