Menyikapi beredarnya informasi atau data hoax yang rerata berasal dari media sosial, Badan Pusat Statustik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencoba meluruskan kembali informasi tersebut.
Hal ini dilakukan agar terjadi komunikasi yang intens antara jurnalis dengan humas, protokol termasuk BPS agar terbangunnya suatu sinergi pemahaman bahwa informasi yang diberikan kepada masyarakat harus bersifat mendidik, mencerahkan dan menyejukan.?
"Kami selalu mengantisipasi data hoax atau palsu agar tidak menyesatkan masyarakat," kata Kepala BPS Jabar, Dody Herlando kepada wartawan di Bandung, Senin (25/9/2017).
Dody menjelaskan dalam statistik terdapat istilah mutant statistik yaitu salah penafsiran data meskipun sudah? menggunaka indikator statistik yang benar. BPS Jabar berupaya meminimalisir mutant statistik itu dengan mengingatkan dan memberi pengetahuan agar pengguna data baik stakeholder maupun masyarakat umum bisa menggunakan data BPS dengan baik.
Sekarang ini, kata Dody banyak beredar informasi atau berita yang sudah terbentuk opini publik dan perubahannya pun terjadi dalam waktu yang singkat, sedangkan efidencenya pun berbeda.
BPS Jabar mendorong masyarakat agar masyarakatbagar lebih bijak menyikapi informasi yang sudah berbentuk opini publik.
"Jadi kalau menurut saya ketika mendapatkan informasi harus bisa memilih, memilah dan bisa menyejukan masyarakat," ucap Dody
Dodi mennambahkan, penyampaian data yang benar kepada masyarakat? ini tergantung kepada dua pihak yaitu BPS sebagai penyedia data sedangkan media masa berperan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan baik.?
"Tiga tahapan penyampaian informasi ini harus memiliki kesefahaman," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement