Gubernur Bali Made, Mangku Pastika, mengingatkan jajarannya agar jangan kebanyakan bermain media sosial dan seharusnya menggunakan kecanggihan teknologi informasi untuk menambah pengetahuan.
"Saya baru baca berita pagi ini, 90 persen perceraian di Depok dan Bekasi disebabkan media sosial. Jadi, kebanyakan main media sosial itu penyakit, habis waktu kita," kata Pastika, di Denpasar, Jumat (6/10/2017).
Menurut dia, terlepas dari manfaatnya, perkembangan media sosial belakangan ini juga banyak menimbulkan dampak negatif. Kemajuan teknologi sejatinya bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang jauh lebih bermanfaat. Mantan kepala Polda Bali itu menambahkan banyak laman yang menawarkan sistem pengajaran dalam jaringan yang sangat mudah diakses.
"Dengan kemajuan IT, sekolah ada dalam genggaman. Manfaatkan itu untuk meningkatkan kualitas diri," ujarnya sembari mengatakan seseorang yang dipercaya menjadi pemimpin harus lebih pintar dari anak buah agar tidak dilecehkan.
Di sisi lain, Pastika juga menyinggung pelantikan yang digelar di tengah situasi prihatin terkait peningkatan status Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Di tengah keprihatinan dan kesibukan membantu saudara kita di pengungsian, kita juga harus tetap fokus pada penataan kinerja untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan," katanya.
Mutasi, lanjut dia, adalah hal yang wajar dalam organisasi. Pada pelantikan pejabat eselon III kali ini, sebagian yang dilantik adalah mutasi horizontal dan sebagian lagi adalah mereka yang mendapat promosi.
"Mutasi adalah upaya penyegaran dan pengisian jabatan yang lowong," ucapnya. Untuk itu diharapkan agar proses mutasi tak menimbulkan kegaduhan atau kasak-kusuk karena sudah melalui proses evaluasi.
Pastika mengingatkan pula kalau jabatan itu bukan hak, tetapi amanah yang harus dijawab dengan dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab. (CP/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement