Pengungsi Rohingya yang terjebak di dalam Myanmar mengatakan ribuan orang kelaparan dan membutuhkan perawatan medis di negara bagian Rakhine utara, di mana setengah juta etnis Muslim Rohingya telah melarikan diri dari sebuah tindakan kekerasan dari militer dan kekerasan komunal.
Abdulla Mehman, yang bekerja untuk sebuah agen bantuan di Kotapraja Buthitaung, mengatakan bahwa lebih dari 2.000 orang di desanya, Kwan Dine, kehabisan makanan, dan banyak lainnya menghadapi kekurangan.
"Kami tidak diizinkan untuk bergerak dengan bebas, dan orang-orang berjuang untuk bertahan hidup," ujar Mehman kepada Al Jazeera melalui telepon pada hari Selasa.
"Beberapa orang kelaparan," tambahnya.
Para pengungis Rohingya di setidaknya empat desa lainnya di Rakhine utara yakni Kin Taung, Bura Shida Para, Kyar Gaung Taung, dan Sein Daung juga melaporkan kekurangan pangan yang sangat mendesak dan menuduh tentara dan tetangga Buddha mereka melakukan upaya intimidasi, penjarahan, pemerasan dan pencurian ternak.
Laporan tersebut sulit diverifikasi secara independen, karena wilayah tersebut berada di bawah otoritas militer Myanmar, namun catatan saksi sejalan dengan apa yang dilakukan pengungsi Rohingya di negara tetangga Bangladesh kepada Al Jazeera.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Advertisement