Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untuk Berdaya Saing Tinggi, Pelaku Kerajinan Lokal Harus Pertahakan Ciri Khas

Untuk Berdaya Saing Tinggi, Pelaku Kerajinan Lokal Harus Pertahakan Ciri Khas Acara Sinergitas Program Dekranas dengan Kemenkop dan UKM di Desa Kenekes Leuwidamar Lebak, Banten, Kamis (12/10/2017). | Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga berpesan, meski telah mendapatkan sentuhan teknologi dan peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan, UKM pengrajin harus tetap mempertahankan ciri khas produk kerajinan lokal.

"Kenapa harus dipertahankan? Karena di situlah letak keunggulan produk kerajinan lokal yang tidak dimiliki daerah lain. Misalnya, UMKM pengrajin di Kabupaten Lebak Banten, khususnya masyarakat Baduy ini, tenun dengan motif baduy maupun berbagai kerajinan dari batok kelapa, sudah memiliki ciri khas dan itu harus tetap dipertahankan," ujar Puspayoga pada acara Sinergitas Program Dekranas dengan Kemenkop dan UKM, di Desa Kenekes Leuwidamar Lebak, Banten, Kamis (12/10/2017).

Turut hadir dalam acara itu, Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) Bintang Puspayoga dan Bupati Kabupaten Lebak, Iti Octavia Jayabaya.

Menteri Pusyayoga menjelaskan, selain peningkatan kualitas produk, UMKM disarankan untuk semakin meningkatkan mutu desain, dengan yang variatif dan tetap mempertahankan ciri khas budaya lokal.

Untuk melindungi produk UMKM pengrajin dari pemalsuan atau penjiplakan, Kementerian Koperasi dan UKM memberikan fasilitas HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berupa hak merek dan hak cipta, yang diberikan secara gratis.

Lebih lanjut Menteri Pusyagoga mengatakan, setelah UMKM pengrajian mulai berkembang, Kementerian Koperasi dan UKM menyediakan fasilitas pembiayaan melalui LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) dengan bunga pinjaman relatif murah, 0,3 persen per bulan.

Selain itu, ada juga fasilitasi pembiayaan Ultra Mikro (UMI) yang bekerjansama dengan Departemen Keuangan. "Pembiayaan Ultra mikro ini sudah berjalan 4 bulan dengan plafon maksimum Rp10 juta," katanya.

Sementara, UMKM pengrajin yang mulai berkembang usahanya bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pinjaman sampai dengan Rp25 juta bebas agunan.

Peningkatan kualitas SDM dalam bentuk pelatihan KUKMK di Kabupaten Lebak ini diikuti 190 UMKM pengrajin tenun dan batok kelapa dan berlangsung selama tiga hari (10-12 Oktober).

Dalam acara ini juga diberikan sejumlah program strategis Kementerian dalam HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) berupa pemberian hak merek dan hak cipta, sembako murah, dan bantuan alat tulis bagi anak sekolah.

Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengatakan, Desa Cinekes atau kawasan Cibolager merupakan desa yg memiliki keunikan sendiri dimana masyarakat suku baduy luar bertempat tinggal.

"Mereka itu merupakan aset bagi kami khususnya di Kabupaten Lebak maupun aset budaya bangsa," kata Iti.

Sebagai Kabupaten yang memiliki wilayah luas dan penduduk 1,3 juta jiwa, Lebak terus berbenah agar menjadi destinasi wisata dan pusat UMKM pengrajin," katanya.

Menurut Bupati, dengan jumlah koperasi yang mencapai 818 Koperasi dan jumlah UMKM 49.853, Kabupaten Lebak memilik cukup potensi untuk berkembang.

"Selain masyarakat baduy dengan ciri khas budayanya, Lebak juga memiliki produk andalan kerajinan rotan, teh Iti yang baik untuk kesehatan, maupun berbagai olahan pisang dan gula aren," katanya.

Untuk menampung berbagai produk kerajinan itu, pihaknya sudah membangun Plasa Lebak yang terletak di Rangkasbitung yang merupakan ibu kota Kabupaten Lebak.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: