Berdayakan Usaha Kecil, Amartha Wadahi Kreativitas Film Maker Muda
Amartha (PT Amartha Mikro Fintek), pionir layanan teknologi finansial Peer-to-Peer (P2P) Lending untuk usaha mikro, dengan resmi menutup sukses gelaran Festival Film Pendek bertema #UntungnyaTerhubung. Kompetisi ini telah berhasil menyaring 6 finalis dari 555 sineas muda di penjuru Indonesia yang turut serta. Amartha Short Movie Festival mampu memunculkan cerita-cerita usaha mikro dari penjuru pelosok bangsa.
"Karya yang masuk dan terdaftar benar-benar mencerminkan keragaman, paling ujung Barat kita terima submission dari Aceh, sampai ujung Timur peserta dari Wamena," ujar Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra.?
Enam finalis tersebut di antaranya yaitu 'Gudeg Mba Lindu' oleh Riz Visual, 'Jarwo A Metamorphic Journey' oleh Ampersound Films, 'Purwaceng yang disayangkan' oleh Two People, 'Sepeda Om Sahid' oleh 3 a.m. Pictures, 'Seruni Putih? oleh Ruang Imajinasi, serta 'The Balinese Bastard and 100 Roosters? oleh Caecilia Sherina, Daniel Pawer, dan Ferdy Syahwara.
Amartha Short Movie Festival diadakan sebagai salah satu upaya untuk mengajak kalangan muda berinvestasi sekaligus mengenal cerita inspiratif para pengusaha mikro dan kecil di daerah-daerah. Andi berharap, lewat karya-karya ini, lebih banyak pendana di kota dapat terhubung dengan para pengusaha mikro dan kecil di pelosok-pelosok daerah di Indonesia melalui penanaman investasi modal kecil secara mudah, aman, dan berbasis teknologi.?
Untuk memilih karya terbaik dari sudut pandang sinematografi maupun ketepatan penyampaian pesan, Amartha menggandeng sutradara-sutradara peraih beragam penghargaan bergengsi di bidang perfilman. Beberapa jejeran nama seperti Nia Dinata, Garin Nugroho, dan Lucky Kuswandi, hingga pelaku seni peran dari kalangan muda Chelsea Islan, dipercaya Amartha sebagai dewan juri.?
"Senang sekali saya dipercaya untuk jadi juri di Amartha Short Movie Festival. Ajang ini benar-benar berbeda karena sukses menghubungkan kita dengan potensi usaha kecil di seluruh Indonesia. Di kategori dokumenter banyak banget cerita dan fakta menarik. Misalnya, ada produk pertanian seperti purwaceng, gingseng ala Indonesia yang benar-benar merupakan salah satu warisan kekayaan alam kita," jelas Chelsea Islan saat ditanya pengalamannya dalam menjadi juri. Proses penjurian yang dilakukan 17 Oktober 2017 lalu di Impact Hub Jakarta @Coworkinc yang menghasilkan 6 finalis untuk kategori dokumenter.
Sutradara muda Lucky Kuswandi juga mengatakan bahwa film-film tersebut digambarkan dengan tingkat profesionalitas dan kedewasaan yang tinggi. "Walaupun untuk kategori fiksi masih terlalu literal dari segi skrip dan pemilihan pemain, namun secara keseluruhan film-film finalis berhasil menginspirasi penonton," jelasnya.
Publik juga bisa menikmati karya film pendek pilihan dewan juri lewat kanal YouTube Hello Amartha. Amartha Short Movie Festival dirancang agar terus bergulir setiap tahunnya untuk mengangkat lebih banyak cerita inspiratif dari usaha mikro di pelosok tanah air. "Semakin banyak cerita yang terangkat, semakin besar kesempatan usaha mikro Indonesia untuk maju dan berkembang," tutup Andi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement