4 Pengusaha Muda Sukses Ini Bisa Menginspirasi Generasi 'Zaman Now'
Jika kamu merasa masih muda dengan usia 20-an, dan membuat kamu masih bersantai hingga saat ini maka bukalah sejenak matamu untuk menyaksikan pengusaha-pengusaha yang sukses di usia muda. Itu artinya, untuk menjadi seorang pengusaha, tidak harus menunggu tua, yang biasanya kita sebut dengan menunggu kematangan sebagai alasan menunda sukses. Mulailah untuk belajar dari para pengusaha muda yang sudah membuktikan kesuksesannya di depan mata. Berikut adalah 4 kisah sukses pengusaha muda yang bisa menginspirasi kamu, para generasi 'zaman now', sebagaimana dikutip dari Financialku.com:
1. William Tanuwijaya ? Tokopedia
William Tanuwijaya dilahirkan pada 11 November 1981. Setelah tamat SMA, beliau merantau ke Ibu kota untuk melanjutkan pendidikan. William Tanuwijaya kemudian mengambil pendidikan di Universitas Bina Nusantara (Binus), jurusan Teknik Informatika.
Usai menyelesaikan kuliah, William bekerja sampingan sebagai penjaga warnet, dimana beliau kemudian memperoleh tambahan penghasilan dan internet gratis. Dari sinilah William pertama kali mengenal internet lebih dalam.
Kisah suksesnya berlanjut saat beliau bekerja di beberapa perusahaan software developer dan game developer, bahkan di perusahaan jual beli online KafeGaul.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya, William mengajak salah satu rekannya bernama Leontinus Alpha Edison merintis Tokopedia.com pada 6 Februari 2009 yang kemudian rilis pada 17 Agustus 2009.
Tanpa memakan waktu lama, Tokopedia mendapatkan suntikan investasi pada tahun pertamanya dan dinobatkan sebagai startup e-commerce terbaik di Indonesia oleh Bubu Awards. Kini, Tokopedia menjadi satu platform terbesar yang menghubungkan penjual dan pembeli dengan proses jual beli yang aman, nyaman, dan praktis.
2. Achmad Zaky ? BukaLapak
Achmad Zaky lahir pada 24 Agustus 1986 di kota Sragen, Indonesia. Ia lulusan teknik informatika Institut Teknologi Bandung tahun 2004.
Ketertarikannya dengan dunia informatika tampak sejak bangku SD, dan terbukti dari kemenangannya di berbagai kejuaraan dan olimpiade selama mengenyam pendidikan.
Setelah lulus dari ITB, Achmad Zaky mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernama Suitmedia. Zaky membuat sebuah website yang menjadi proyek internal perusahaan. Proyek tersebutlah yang menjadi asal kesuksesan Achmad Zaky pendiri bukalapak.com.
Setelah menyelesaikan pengembangan Bukalapak.com yang hanya dalam kurun waktu dua bulan, Achmad Zaky mengajak para pedagang mal dan UMKM untuk bergabung di Bukalapak.com. Tak disangka, ajakan ini memperoleh respons sangat positif dan menjadikan Bukalapak.com tenar dalam sekejap.
Seiring dengan pertumbuhan yang sangat pesat, pendanaan dari investor kerap berdatangan. Beberapa investor yang tertarik mendanai bukalapak.com antara lain adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group).
3. Ferry Unardi - Traveloka
Pendiri Traveloka Ferry Unardi lahir pada 16 Januari 1988 di kota Padang. Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Purdue University jurusan Computer Science and Engineering.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Ia memutuskan untuk bekerja di Microsoft, Seattle. Dengan tingkat persaingan yang tinggi, Ferry menilai bahwa kariernya di Microsoft akan sulit naik.
Ia kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja dan melanjutkan studinya. Sambil menjalani studi di Harvard University, Ferry Unardi tertarik untuk mengembangkan perusahaan rintisan (startup). Beliau memilih bidang mesin pencari tiket pesawat. Karena ide inilah, lahir Traveloka, startup di bidang reservasi tiket yang tergolong baru dan langsung menarik perhatian para investor.
Sejauh ini, Traveloka sudah mendapatkan pendanaan dari beberapa perusahaan modal ventura (venture capital). Pendanaan pertama berasal dari East Ventures pada 2012 dan Global Founders Capital pada 2013.
4. Nadiem Makarim - Go-Jek
Dibalik kesuksesan Go-Jek, ternyata ada sosok pendiri yang bernama Nadiem Makarim yang lahir pada 4 Juli 1984. Ia sempat menjalani pendidikan SMA di Singapura, pendidikan sarjana di International Relations di Brown University Amerika Serikat, serta pendidikan master di Harvard Business School.
Dengan latar pendidikan yang luar biasa, Ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan konsultan Mckinsey & Company, Managing Editor di Zalora Indonesia, terakhir sebagai Chief Innovation Officer di Kartuku.
Namun tidak puas sampai di sana, Nadiem mendirikan PT Go-Jek Indonesia, penyedia jasa transportasi ojek di Indonesia yang berkembang pesat setelah aplikasi ponselnya diluncurkan pada awal 2015.
Awal mula berdirinya Go-Jek adalah ide Nadiem yang melihat permasalahan utama pengendara ojek, yaitu tidak produktifnya tukang ojek karena kerap mangkal menunggu penumpang. Hal ini terjadi karena adanya giliran dalam melayani penumpang.
Dari situlah Nadiem menghasilkan inovasi yang mampu menghubungkan penumpang dan pengendara ojek sehingga bisa menerima order kapan saja dimana saja tanpa harus mangkal.
Saat ini, Go-Jek telah membuktikan prestasi yang luar biasa, setidaknya ada lebih 10 ribu sopir ojek yang tergabung dalam Go-Jek. Salah satu sumber peningkatan yang drastis karena adanya aplikasi berbasiskan Android.
Harapan Nadiem Makarim pendiri Go-Jek adalah perusahaannya, PT Go-Jek Indonesia dapat terus membantu serta melayani seluruh masyarakat Indonesia di mana pun mereka berada.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement