Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Generasi Muda Harus Berpikir Luar, Tegas Menag

Generasi Muda Harus Berpikir Luar, Tegas Menag Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Pariaman -

Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin mengatakan para generasi muda di seluruh Tanah Air perlu berpikiran lebih luas dalam membangun bangsa dan negara.

"Saat ini generasi muda dan umumnya masyarakat cenderung memikirkan sesuatu yang rasanya tidak perlu diperdebatkan bersama," katanya di Pariaman, Sabtu (4/11/2017).

Sebagai contoh, masyarakat lebih suka membahas tentang apakah penting seorang laki-laki memakai jenggot atau tidak. Kemudian sejauh manakah arti penting seorang laki-laki muslim menggunakan celana di atas mata kaki.

Perbuatan tersebut sering kali diperdebatkan masyarakat sehingga dinilai hanya menghabiskan waktu dan energi positif sehingga mengabaikan hal yang jauh lebih penting.

Pihaknya mengajak masyarakat khususnya para generasi muda agar lebih memikirkan jauh ke depan bagaimana secara bersama membangun bangsa dan negara.

Pada kesempatan kuliah umum tersebut, orang nomor satu di Kementerian Agama tersebut juga menyampaikan mudahnya masyarakat saat ini terpecah belah akibat berita hoax.

Sebagai contoh, pada masa zaman Khalifah Utsman bin Affan memimpin, ia difitnah oleh muslim karena dituduh melakukan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan cenderung hanya berpihak kepada kerabat dekat saja selama memimpin. Hal tersebut berujung kepada pembunuhan.

Kemudian, pada zaman kepemimpinan Ali Bin Abi Talib juga difitnah oleh berita bohong yang dilontarkan masyarakat dan berujung kepada kematiannya.

"Ali Bin Abi Thalib tewas dibunuh oleh muslim penghafal Al Quran karena menerima berita sepihak yang menyebutkan bahwa pemimpinnya tidak adil," ujar dia.

Poin yang sampaikan dalam riwayat tersebut ialah bagaimana masyarakat khususnya generasi muda tidak asal menerima suatu informasi atau berita tanpa melakukan filterisasi.

Ia juga menyampaikan bahwa dewasa ini salah satu penyebab perpecahan adalah karena seseorang memiliki sifat fanatik berlebihan tentang sesuatu, namun tidak memiliki pengetahuan luas tentang yang dibahas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: