Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beginilah Cara Penyaluran Dana Desa di Papua

Beginilah Cara Penyaluran Dana Desa di Papua Kredit Foto: Nunung Kusmiaty
Warta Ekonomi, Jayapura -

Pembagian dana desa/kampung di Kabupaten Yahukimo provinsi Papua memiliki keunikan tersendiri, satu kali menyalurkan dana kampung, pemda Yahukimo menyewa 5 pesawat jenis Pilatus yang kapasitasnya 7 penumpang, satu pesawat, khusus membawa uang dan yang lainnya rombongan Muspida.

Jadi hal yang wajar jika Pemda Yahukimo menganggarkan Rp6 miliar hanya untuk mendistribusikan dana kampung. Kabupaten yang memiliki 51 distrik dan 510 kampung atau desa, memilih 21 titik tempat penyaluran dana kampung. Masing-masing titik mewakili 4 distrik terdekat.

Baru-baru ini Bupati Yahukimo Abock Busup menyerahkan dana kampung di Anggruk. Masyarakat kampung Anggruk dan sekitarnya berbondong-bondong menuju lapangan, untuk melihat pembagian dana desa atau dana kampung yang akan dibagikan bupati Yahukimo Abock Busup untuk beberapa kampung yang ada disekitar Anggruk.

Kedatangan rombongan bupati yang membawa uang tunai sebesar Rp34 miliar lebih disambut gembira oleh masyarakat yang sudah menunggu cukup lama.

Nampak orang aparat keamanan, membawa beberapa peti yang isinya uang tersebut, di hadapan masyarakat bupati berkata "Peti ini isinya uang, ini masih disegel, mari buka sama-sama," katanya seraya mengambil linggis yang dibawanya dari Dekai ibukota Kabupaten Yahukimo. Setelah peti terbuka dan uangnya kelihatan, masyarakat bersorak penuh suka cita.

"Satu ball ini isinya Rp1 miliar, bukan hanya uang seratus ribuan saja, tetapi ada lima puluh ribuan, dua puluh ribu, lima ribu yang seribu pun ada, mari kita hitung....." katanya sambil menghitung uang didepan masyarakat.

Diakui bupati, membawa uang tunai yang cukup besar ke kampung memang beresiko, tetapi itu harus dilakukan, karena dana kampung ini untuk membangun kampung, jika tidak dibagikan dikampung dikhawatirnya ada penyelewengan.

"Setelah diperlihatkan uangnya didepan masyarakat, masyarakat jadi tahu dan percaya, betul uangnya ada turun di kampung. Masyarakat ini masih banyak yang belum tahu baca tulis, mereka tidak mengerti uang direkening harus melihat wujud ini," katanya.

Selain beresiko, ongkos untuk mengantar uang ke kampung pun cukup mahal, karena harus menggunakan 5 pesawat kecil jenis Pilatus yang kapasitasnya 7 orang penumpang.

"Untuk biaya penyaluran dana kampung, kami anggarkan dari APBD sebesar Rp 6 miliar, karena harus sewa 5 pesawat juga harus membayar honor-honor, seperti honor pegawai bank yang kami bawa untuk melayani masyarakat, aparat keamanan dan sebagainya," jelasnya.

5 pesawat yang disewa Pemda diantarnya digunakan masing-masing untuk petugas bank dengan Badan Pemerintahan Masyarakat Kampung (BPMK), aparat keamanan, anggota dewan, dan? bupati juga wakil bupati.

"Uang juga dibawa dengan pesawat sendiri dikawal aparat keamanan," ungkapnya.

Kantor distrik disulap jadi bank Uang yang diperlihatkan kepada masyarakat tidak serta merta dibagi dilapangan, tetapi uang tersebut dibawa ke kantor distrik kemudian disimpan di satu ruangan.

"Kami membawa petugas Bank Papua, yang akan melayani para kepala kampung. Jadi untuk pelayanan pencairan uang dilakukan di kantor distrik selama 2 hingga 3 hari, distrik disulap dulu jadi bank. Para petugas bank pun sudah membawa persyaratan pencairan seperti slip pengambilan dan buku rekening kampung, uang bisa dicairkan harus ada tanda tangan kepala kampung, bendahara dan sekretaris," terangnya.

Proses pencairan uang berjalan tertib, masing-masing kampung mendapatkan dana kampung sebesar Rp470 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nunung Kusmiaty
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: