Macron dan Raja Salman 'Tatap Muka' Soal Krisis di Lebanon
Berbicara di Uni Emirat Arab sesaat sebelum berangkat ke Arab Saudi, Macron mengatakan bahwa dirinya akan mengadakan pembicaraan tatap muka dengan Pangeran Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.
Macron mengatakan bahwa dirinya akan "menekankan pentingnya stabilitas dan integritas Lebanon".
"Keinginan saya adalah agar semua pejabat politik Lebanon hidup bebas di Lebanon, yang berarti memiliki sikap sangat menuntut pada orang-orang yang dapat mengancam pemimpin manapun," ungkapnya, sebagaimana dikutip dari BBC, Jumat (10/11/2017).
Presiden Prancis menambahkan bahwa dirinya telah melakukan hubungan informal dengan Hariri.
Hariri mengatakan dalam siaran TV dari Arab Saudi pada hari Sabtu bahwa dirinya mengundurkan diri karena dugaan rencana pembunuhan atas dirinya.
Dalam pernyataan video tersebut, Hariri juga menyerang Hizbullah, yang secara politik dan militer berkuasa di Lebanon, dan Iran.
Ayah dari Saad Hariri yang juga mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik dibunuh oleh sebuah bom pada tahun 2005 dalam serangan yang disalahkan pada Hizbullah.
Hariri belum membuat pernyataan lebih jauh sejauh ini, namun kantornya mengatakan bahwa dirinya telah mengadakan pertemuan dengan diplomat asing di Riyadh.
Editor urusan Arab BBC Sebastian Usher mengatakan bahwa seruan Saudi untuk warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon akan memicu ketegangan lebih lanjut di negara tersebut di mana kekhawatiran atas keadaan Hariri telah berkembang.
Beberapa jam kemudian, negara bagian Teluk Arab Saudi dan sekutu Kuwait mengeluarkan pernyataan serupa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement