Setelah sempat menyentuh level tertingginya di level 6.060 beberapa hari lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tengah tahun 2018 mendatang diprediksi dapat mencapai angka 6.127. Peningkatan IHSG tersebut dinilai masih relatif terbatas sehingga berpotensi mengalami tekanan profit taking ke depan.
Head of Institutional Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda merekomendasikan untuk melakukan strategi Sell on Strength secara bertahap untuk saat ini dan agresif ketika IHSG menembus di atas level 6.100. Beberapa sektor pilihan di 2018 seperti perbankan, telekomunikasi, dan tambang batu bara yang dinilai masih prospektif dengan rekomendasi overweight.?
"Sektor lainnya yang masih dinilai netral antara lain sektor konsumsi, metal, perkebunan, otomotif, konstruksi, semen, dan properti," katanya di Jakarta.
Lebih lanjut dirinya mengatakan investor patut mencermati faktor dari dalam negeri, seperti pola nett flow asing yang terjadi sejak pertengahan 2017 hingga saat ini. Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, faktor politik juga diprediksi akan mempengaruhi market berdasarkan pola yang terjadi pada IHSG jelang Pemilu 2009 dan tahun 2014 lalu.?
Sementara itu, secara makro kondisi ekonomi Indonesia berada di persimpangan dengan pengaruh faktor dari luar maupun dari dalam negeri.
Dari luar negeri, krisis geopolitik antara Korea Utara dan Amerika Serikat akan berdampak pada kenaikan harga minyak. Selain itu, pergantian gubernur bank sentral, baik di Amerika, Eropa, Jepang, maupun China akan mempengaruhi arah kebijakan suku bunga dan stimulus moneter di tahun 2018.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Advertisement