Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Era Disruptif, Masih Relevankah Perbankan Buka Kantor Cabang?

Era Disruptif, Masih Relevankah Perbankan Buka Kantor Cabang? Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Internet banking dan mobile banking sudah menjadi gaya hidup yang sangat melekat di masyarakat di Indonesia dewasa ini. Teknologi internet banking dan mobile banking sangat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi.

Berbagai transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi seperti transfer uang, LLG, penempatan deposito, pembukaan rekening simpanan jangka panjang, pembayaran berbagai tagihan, hingga pembelian token listrik. Seluruh transaksi tersebut dapat dilakukan di manapun dan kapanpun tanpa batasan ruang dan waktu seperti pada masa lalu.

Dahulu?jika ingin melakukan transaksi maka nasabah harus melalui counter teller ataupun mesin ATM, tapi dengan internet banking?tidak lagi bergantung dengan jam buka bank ataupun ATM yang terkadang melakukan balancing sehingga tidak dapat melakukan transaksi untuk sementara waktu.

Di balik kehadiran teknologi tersebut terjadi disrupsi di dunia perbankan. Hal ini ditandai dengan adanya kantor-kantor cabang perbankan mulai sepi dan ditinggalkan nasabah. Hal ini terjadi karena nasabah lebih memilih menggunakan layanan internet banking dengan segala kemudahan, efektivitas, dan efisiensinya.

Senior Vice President Transaction Banking Retail Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rahmat Broto Triaji mengatakan nasabah yang datang ke kantor cabang perbankan mengalami penurunan 6,1 persen di seluruh dunia, sementara penggunaan e-banking melesat 6,4 persen.

Bahkan pada tahun 2016?saja, terjadi penutupan kantor cabang di seluruh dunia ?sebanyak 2.599 unit kantor dibanding pembukaan 1.137 kantor. Ini disebabkan peningkatan penggunaan layanan internet banking.

Rahmat Broto menambahkan penggunaan layanan mobile banking telah menggeser layanan internet banking karena kemudahan yang ditawarkan. Dengan internet banking, nasabah harus mengakses lewat PC maupun laptop dengan fasilitas token, sementara mobile banking hanya bermodalkan smartphone. Hal ini sangatlah berbeda dengan layanan yang ditawarkan oleh kantar cabang perbankan.

Menurutnya, transaksi via internet banking mencapai 90 persen, sedangkan 10 persen di kantor cabang. Namun sejak 2009, layanan di kantor cabang Bank Mandiri mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi pemicu penutupan banyaknya kantor cabang di Indonesia maupun di dunia.

Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan karena jika dibiarkan maka disrupsi ini akan semakin menggerogoti industri?perbankan di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/redaksi_1
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: