PT Suparma Tbk (SPMA) tampak tertekan dalam kinerja keuangannya di kuartal tiga tahun ini. Laba perusahaan mengalami penyusutan sebesar 13,9% menjadi Rp59,62 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu produsen kertas ini masih sanggup membukukan laba Rp69,25 miliar.
Mengacu pada laporan keuangan perusahaan, patut diduga hal tersebut terjadi lantaran adanya rugi selisih kurs sebesar Rp3,39 miliar. Sementara di sembilan bulan pertama tahun lalu perseroan masih sempat membukukan keuntungan atas selisih kurs senilai Rp54,52 miliar.
Padahal, pos penjualan bersih Suparma berhasil naik 8,46% menjadi Rp1,52 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,4 triliun. Hingga akhir tahun ini, perseroan membidik angka penjualan sebesar Rp2,1 triliun. Artinya, hingga September 2017 realisasi penjualan perusahaan sudah mencapai 72,38% dari total target tahunan.?
Sementara itu, terkait dengan rasio pinjaman terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER), angkanya berhasil susut ke angka 0,6x dari posisi sebelumnya 1,2x.? Dengan capaian ini, perseroan menjadi lebih leluasa untuk mencari pendanaan yang bersumber dari eksternal perusahaan guna mendorong ekspansi bisnis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement