Cisco, perusahaan pemimpin teknologi dunia, dan Interpol, organisasi kepolisian internasional terbesar di dunia, hari ini (21/11/2017) mengumumkan sebuah kesepakatan untuk berbagi intelijen ancaman atau threat intelligence sebagai langkah pertama dalam memerangi kejahatan siber.
Dipimpin oleh pusat kejahatan siber global Interpol, Interpol Global Complex for Innovation (IGCI) di Singapura, aliansi ini akan memungkinkan kedua organisasi untuk mengembangkan sebuah pendekatan yang terkoordinasi dan terfokus untuk data sharing. Hal ini tidak hanya memungkinkan deteksi ancaman cepat di seluruh dunia, tetapi juga membuka jalan untuk kemungkinan kerja sama di masa depan untuk pelatihan dan berbagi pengetahuan.
Direktur Eksekutif IGCI Noboru Nakatani mengatakan, pertukaran informasi dan keahlian antara sektor publik dan swasta sangat penting dalam melawan kejahatan siber. Tidak ada negara atau perusahaan yang bisa melakukan ini sendiri.
"Perjanjian Interpol dengan Cisco ini memberikan akses pada informasi ancaman siber yang penting kepada kami dan penegak hukum di 192 negara anggota kami, yang tidak hanya akan mendeteksi ancaman, tetapi juga membantu mencegahnya," ujar Noboru di Jakarta, Selasa (21/11/2017).?
Senior Vice President and Chief Security and Trust Officer Cisco John N. Stewart menyatakan bahwa karena kejahatan dunia maya terus meningkat di seluruh dunia, para pelindung (defender) baik dari sektor publik maupun swasta harus menghadapi ancaman dengan kekuatan yang seimbang.
"Visibilitas dan intelijen ancaman yang komprehensif di seluruh domain siber sangat penting untuk memungkinkan deteksi, analisis, dan perlindungan terhadap ancaman yang muncul. Kami dengan senang hati bekerja sama dengan Interpol untuk saling bertukar intelijen ancaman dan menemukan kesempatan-kesempatan lain untuk berbagi pengetahuan dalam melawan kejahatan siber secara global," imbuh John.
President Cisco Asia Tenggara Naveen Menon mengatakan, kesepakatan yang ditandatangani di Singapura ini menunjukkan pentingnya negara tersebut di kawasan Asia Pasifik dan di dunia sebagai pusat dalam memerangi kejahatan siber dan mendorong inovasi keamanan siber.
"Kami adalah bagian dari wilayah yang beragam dengan tingkat kematangan teknologi yang berbeda-beda. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam menciptakan strategi terpadu untuk mengurangi risiko digital dan memungkinkan pertumbuhan ekonomi tanpa rasa takut akan ancaman dan serangan digital," tutur Naveen.
Penawaran keamanan terbaik Cisco dan pendekatan arsitekturalnya membantu pelanggan mengamankan organisasinya dengan lebih efektif dari network ke endpoint ke cloud. Portofolio keamanan komprehensif Cisco dirancang untuk bekerja sama untuk melihat ancaman satu kali, dan menghentikannya di mana saja, mengubah persamaan keamanan. Selain itu, Cisco juga telah memblokir 19,7 miliar ancaman per hari melalui Collective Security Intelligence-nya, yang dimungkinkan oleh Cisco Talos Security Intelligence dan Research Group.
Kesepakatan Cisco dengan Interpol mendukung program organisasi tersebut yang menargetkan "kejahatan siber murni" dan kejahatan yang didukung oleh siber untuk membantu negara-negara mengidentifikasi serangan siber dan pelakunya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement