Warta Ekonomi, Makassar -
PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) terus mendorong perbankan dan lembaga pembiayaan alias multifinance untuk turut terlibat dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Toh, prospek pembelian rumah melalui KPR di Indonesia sangat menjanjikan. Lebih dari separuh proses pembelian rumah di Tanah Air dilakukan memanfaatkan program KPR.?
"KPR masih menjadi pilihan utama pembelian rumah di Indonesia. Statistik mencatat 77 persen pembelian rumah melalui KPR. Sisanya 7 persen pembelian hard cash (tunai keras) dan 16 persen cara lainnya," kata Direktur SMF, Heliantopo, di Makassar, belum lama ini.?
Besarnya prospek KPR tidak lepas lantaran tingginya angka kelangkaan kepemilikan rumah alias back log di Indonesia. Pada 2016, tercatat back log menembus 11,6 juta unit. Bila dihitung mempertimbangkan laju pertumbuhan penduduk dan estimasi waktu, total kebutuhan rumah di Indonesia berkisar 1,46 juta unit per tahun. Ironisnya, realiasi per tahun hanya 400 ribu unit.?
Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, outstanding KPR di Indonesia hingga Mei 2017 menembus Rp362,23 triliun. Bila dilihat sebarannya, BTN masih mendominasi selaku penyalur KPR terbesar dengan market share 33,57 persen atau setara Rp121,6 triliun. Disusul BCA (17,46 persen atau setara Rp63,25 persen) dan BNI (10,21 persen atau setara Rp36,98 triliun).?
Bila ditelisik lebih dalam, Heliantopo menyebut pemberian fasilitas KPR didominasi bank pemerintah dengan share mencapai 56 persen. Disusul bank swasta nasional (37 persen), Bank Pembangunan Daerah (6 persen) serta bank asing dan campuran (1 persen).?
Heliantopo mengungkapkan pada masa mendatang, pihaknya mendorong BPD untuk meningkatkan kontribusi dalam hal penyaluran KPR. Untuk itu, pihaknya siap membantu dan telah meneken perjanjian kerjasama dengan sejumlah BPD di Tanah Air. Menurut dia, BPD cocok untuk menyalurkan KPR lantaran memiliki infrastruktur yang kuat dan mengetahui kondisi daerah.?
Langkah SMF mendorong pembiayaan perumahan, Heliantopo menambahkan memang dimaksudkan juga untuk mendongkrak rasio KPR Indonesia. Harus diakui rasio KPR Indonesia sebesar 2,85 persen merupakan yang terendah di ASEAN. Dicontohkan dia, rasio KPR negara tetangga yang terbilang tinggi seperti Malaysia yang mencapai 38,8 persen.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Advertisement