Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur BI Klaim Proyek Infrastruktur Akan Terasa pada 2022

Gubernur BI Klaim Proyek Infrastruktur Akan Terasa pada 2022 Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (ketiga kiri)), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kedua kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (keempat kiri) berjalan bersama saat menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (28/11). Dalam pertemuan tersebut Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan arah kebijakan moneter bank sentral tahun depan tetap mengarah pada upaya menjaga tingkat inflasi agar sesuai dengan sasarannya dengan menargetkan inflasi pada kisaran 3,5 plus minus 1 persen. | Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi domestik mencapai 5,8-6,2 persen pada 2022, di antaranya didorong efisiensi kegiatan ekonomi sejalan dengan terealisasinya berbagai pembangunan infrastruktur.

Hal itu ditegaskan oleh Gubernur BI Agus Martowardojo, dia mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut sudah memperhitungkan dampak dari reformasi struktural perekonomian yang sedang berjalan saat ini.

"Percepatan reformasi struktural yang akan meningkatkan produktivitas perekonomian dan menciptakan pertumbuhan," ujarnya.

Dengan asumsi mengenai produktivitas tersebut, maka suplai untuk kegiatan ekonomi pada 2022 akan melimpah dan mendorong pertumbuhan menjadi lebih tinggi.?Namun, Agus mengatakan, pertumbuhan yang tinggi tersebut tidak akan mengabaikan stabilitas perekonomian.

Sementara untuk sasaran inflasi pada 2022 dijangkar BI pada sasaran tiga persen plus minus satu persen. Sasaran inflasi BI adalah empat persen plus minus satu persen. Kemudian di 2018, inflasi dijangkar Bank Sentral di 3,5 persen plus minus satu persen.

Indikator stabilitas lainnya, adalah neraca transaksi berjalan yang diperkirakan BI akan berada di bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2022.

"Defisit transaksi berjalan akan menurun dan masih pada level yang sehat," klaim Agus.

Oleh karena itu, kata dia, kebijakan perekonomian saat ini harus diorientasikan untuk memperkuat momentum pemulihan dari perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Bank Sentral memperkirakan ekonomi global tahun ini akan tumbuh 3,6 persen (yoy) pada 2017.?Adapun pada tahun ini, BI memperkirakan ekonomi akan tumbuh pada 5,1 persen (yoy), sdangkan pada 2018 diproyeksikan tumbuh di rentang 5,1-5,5 persen (yoy).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: