Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Segera Umumkan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Trump Segera Umumkan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel Presiden Trump dan Raja Arab Salman | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Donald Trump pada hari Rabu (6/12/2017) akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menggerakkan relokasi Kedutaan Besar A.S. ke kota kuno tersebut, pejabat senior A.S. mengatakan dalam sebuah pernyataan, sebuah keputusan yang mengakhiri beberapa dasawarsa kebijakan A.S. terhadap Yerusalem dan risiko memicu kekerasan di Timur Tengah.

?Menghadapi protes dari oposisi dari negara-negara Arab, Trump dalam sebuah pidato penting, akan mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan Departemen Luar Negeri untuk mulai mengembangkan sebuah rencana untuk memindahkan kedutaan dari Tel Aviv dalam apa yang diharapkan menjadi proses yang memakan waktu tiga sampai empat tahun,? tutur pejabat tersebut. Dia tidak akan menetapkan jadwal untuk pindah, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (6/12/2017).

"Trump akan menandatangani sebuah pengabaian keamanan nasional yang memberi wewenang kepadanya untuk menunda relokasi kedutaan untuk saat ini, karena diplomat A.S. belum memiliki bangunan di Yerusalem untuk pindah, pengaturan keamanan atau tempat tinggal untuk para diplomat," terang pejabat tersebut.

Namun, dukungan Trump terhadap klaim Israel terhadap seluruh Yerusalem karena ibukotanya akan membalikkan kebijakan A.S. yang telah berlangsung lama bahwa status kota tersebut harus diputuskan dalam negosiasi dengan Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Masyarakat internasional juga tidak mengakui kedaulatan Israel atas Yerusalem yang notabene sebagai tempat tinggal suci umat Islam, Yahudi dan Kristen.

Pejabat yang memberi tahu awak media menjelang pidato Trump pada pukul 1 siang. EST (1800 GMT) pada hari Rabu, bersikeras bahwa keputusan Trump, yang dimaksudkan untuk memenuhi janji kampanye kuncinya, dan tidak dimaksudkan untuk melakukan pra-penghakiman atas hasil perundingan terakhir mengenai status akhir Yerusalem atau perselisihan besar lainnya di antara kedua belah pihak.

Sebagai gantinya, salah satu pejabat berpendapat bahwa pengumuman Trump mencerminkan sebuah "realitas historis" Yerusalem sebagai pusat kepercayaan Yahudi dan "realitas modern" bahwa ini adalah tempat pemerintahan Israel.


Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: